REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim astronomi menemukan setidaknya 100 objek yang letaknya dekat matahari. Objek yang lebih besar dari planet, tapi lebih kecil dari bintang ini disebut brown dwarf.
Proses penelitian dibantu lembaga observatorium W. M. Keck di Hawaii. Tim memperoleh temuan brown dwarf yang akan dipublikasikan pada 20 Agustus dalam Jurnal Astronomi. Sebagian dari brown dwarf punya temperatur layaknya bumi.
Penemuan dan karakterisasi objek di dekat matahari penting untum memahami posisi dan sejarah bumi di semesta. Para peneliti terus mengkaji kemungkinan brown dwarf layak ditinggali.
"Temuan brown dwarf ini menawarkan kesempatan pemahaman baru terhadap formasi dan atmosfer planet di luar sistem tata surya kita. Temuan brown dwarf juga membuat kami memperkirakan jumlah mereka di sekitar matahari," kata ketua tim peneliti Aaron Meisner perwakilan National Science Foundation's NOIRLab dilansir dari Phys.org pada Rabu (19/8).
Tim peneliti terus mencoba mengidentifikasi sejumlah brown dwarf yang paling jauh dan dingin. Para peneliti menggunakan peralatan Near-Infrared Echellette Spectrometer (NIRES).
"Kami menggunakan NIRES untuk mengukur temperatur dan kehadiran gas di atmosfer. Setiap gelombang penting seperti sidik jari yang membedakan brown dwarf," ujar wakil ketua tim peneliti Burgasser.
Hasil pemantauan ditinjau lebih jauh dengan teleskop angkasa NASA Spitzer Space Telescope, Mont Megantic Observatory, dan Las Campanas Observatory. Brown dwarf sebenarnya berukuran lebih besar dari planet tapi tak sebesar matahari. Brown dwarf tak cukup besar untuk menampung massa yang dibutuhkan dalam reaksi nuklir di bagian inti. Brown dwarf kadang disebut juga Bintang Gagal.
Brown dwarf biasanya sulit dideteksi karena massanya rendah, suhunya rendah dan tak ada reaksi nuklir. Kehadiran mereka hanya samar-samar di angkasa jika tanpa pemantauan saksama. Kehadiran brown dwarf biasanya baru terpantau jika letaknya dekat matahari.