Rabu 29 Jul 2020 15:15 WIB

5 Negara Mematikan Bagi Aktivis Lingkungan

Pembunuhan aktivis lingkungan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Sisa kayu yang ditebang oleh pelaku ilegal logging di Hutan Amazon Brazil
Foto:

Rumania

Eropa sejatinya jarang menyaksikan kematian aktivis lingkungan, tetapi dua penjaga hutan yang melawan penebangan liar dilaporkan terbunuh pada tahun 2019.

Rumania merupakan rumah bagi lebih dari setengah hutan tua dan hutan purba yang tersisa di Eropa sehingga dijuluki sebagai “paru-paru Eropa”.

Tetapi menurut Greenpeace, sekitar 3 hektar dari hutan asli di Rumania ini terdegradasi setiap jamnya. Sebagian besar karena “mafia kayu” yang ditentang oleh dua penjaga hutan itu. Laporan Global Witness mencatat bahwa ada ratusan ancaman dan serangan terhadap penjaga hutan sebelum akhirnya mereka dibunuh. Meskipun ribuan orang telah melakukan aski protes untuk menentang pembalakan liar dan menuntut penyelidikan atas serangan itu pada akhir 2019, tidak ada satu pihak pun yang ditahan.

Honduras

Di Honduras, pembunuhan aktivis meningkat dari 4 pembunuhan pada tahun 2018 menjadi 14 pembunuhan di 2019. Angka ini menjadikan Honduras sebagai negara per kapita paling berbahaya bagi aktivis agrarian dan lingkungan pada 2019.

Mirisnya, serangan mematikan terhadap aktivis banyak terjadi pada perempuan. Tren ini meningkat sejak aktivis Honduras dan pemimpin adat Berta Caceres dibunuh secara brutal pada tahun 2016,. Dia diserang hanya beberapa bulan setelah memenangkan Penghargaan Lingkungan Goldman yang bergengsi, karena menentang pembangunan bendungan di wilayahnya.

“Perempuan memiliki peran kepemimpinan penting dalam perang melawan perusahaan dan kelompok kriminal yang ingin mengambil tanah mereka,” kata Marusia Lopes dari Inisiatif Mesoamerika Pembela Hak Asasi Perempuan, yang mendokumentasikan sebanyak 1.233 serangan terhadap aktivis perempuan antara 2017-2018.

Warga Afro-pribumi Garifuna yang tinggal di pantai timur secara khusus telah menjadi sasaran pembunuhan pada tahun 2019. Sekitar 16 orang terbunuh karena mempertahankan tanah mereka, sebagian besar dari pengembangan kelapa sawit dan pariwisata. Selain itu, kelompok kriminal telah lama menyerang komunitas Garifuna dengan impunitas.

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement