Kamis 28 May 2020 01:55 WIB

Pesawat Listrik Terbesar akan Terbang untuk Pertama Kali

Pesawat listrik biayanya 40 hingga 70 persen lebih murah dari pesawat biasa

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Gita Amanda
Pesawat listrik (ilustrasi). Pesawat listrik terbesar di dunia rencananya akan terbang pada Kamis (28/5).
Foto: Dailymail
Pesawat listrik (ilustrasi). Pesawat listrik terbesar di dunia rencananya akan terbang pada Kamis (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Pesawat listrik (all-electric) terbesar di dunia akan terbang ke langit untuk pertama kalinya. Pesawat ini dijadwalkan terbang Kamis (28/5) di atas negara bagian Washington DC.

Dilansir di The Guardian, pesawat yang diberi nama Cessna Caravan ini telah dipasang dengan mesin listrik. Diperkirakan akan terbang selama 20-30 menit.

Baca Juga

Pesawat disebut dapat mengangkut sembilan orang penumpang. Namun dalam uji penerbangan perdana ini, pilot akan membawa pesawat tanpa penumpang.

Nantinya pesawat akan melaju pada kecepatan 114mph (183 km per jam). Pembuat mesin, magniX, berharap pesawat bisa memasuki layanan komersial pada akhir 2021 dan memiliki jangkauan 100 mil.

Sebelum pandemi Covid-19, penerbangan adalah salah satu sumber yang paling cepat berkembang menggunakan emisi karbon dan mendorong keadaan darurat iklim. Sejumlah perusahaan pun mengusahakan adanya pesawat listrik.

Untuk mewujudkannya, dibutuhkan terobosan besar dalam mengurangi berat baterai sebelum pesawat besar dapat diterbangkan dalam jarak yang signifikan, hanya dengan tenaga listrik. Sumber daya lain yang sedang diuji adalah sel bahan bakar hidrogen dan biofuel.

Industri penerbangan sangat diatur dalam memastikan keselamatan. Tetapi magniX berharap dengan penguatan pesawat yang ada, proses sertifikasi dapat dipercepat. Pesawat amfibi yang lebih kecil dan ditenagai oleh mesin magniX disebut mampu menyelesaikan penerbangan singkat pada bulan Desember lalu.

Pada Juni 2019, perusahaan lain, Ampaire, menerbangkan pesawat yang ditenagai mesin bahan bakar fosil listrik hibrida di California. Analis di bank investasi UBS mengatakan pada saat itu, industri penerbangan akan bergerak ke arah mesin hibrida dan listrik untuk rute yang panjangnya kurang dari 1.000 mil dan jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan banyak orang.

CEO magniX, Roei Ganzarski, mengatakan saat ini operasional pesawat sangat mahal dan mencemari lingkungan. Sementara pesawat listrik biayanya 40 hingga 70 persen lebih murah untuk hitungan per-jam penerbangan.

"Itu berarti maskapai dapat menerbangkan lebih banyak pesawat ke bandara yang lebih kecil. Ini pengalaman waktu yang lebih pendek dan dari pintu ke pintu, tanpa emisi CO2 yang berbahaya," ujarnya dikutip di The Guardian, Rabu (27/5).

Ganzarski juga mengatakan perusahaan percaya semua penerbangan kurang dari 1.000 mil akan sepenuhnya menggunakan listrik dalam waktu 15 tahun. Namun dia berkata kepadatan energi baterai bukan di posisi yang menjanjikan.

Meskipun bagus untuk penerbangan ultra-pendek, jarak 100 mil pada pesawat retrofit dan lebih dari 500 mil pada pesawat desain baru seperti Alice, ada banyak potensi baterai yang belum dimanfaatkan.

"Sekarang setelah penerbangan komersial pertama menerbangkan pesawat listrik, perusahaan baterai mulai bekerja lebih giat mencari solusi baterai siap untuk ruang angkasa," kata dia.

Cessna Caravan yang digunakan oleh magniX adalah salah satu pesawat jarak menengah paling banyak digunakan di dunia. Lebih dari 2.600 pesawat beroperasi di 100 negara. Penerbangan pertama pesawat listrik ini ditetapkan pukul 08.00 waktu Pasifik (1.500 GMT) pada hari Kamis, jika cuaca memungkinkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement