Sabtu 16 May 2020 12:19 WIB

Molekul Unik Ditemukan dari Hewan 80 Juta Tahun Lalu

Petama kali ilmuwan molekul unik yang disebut buckyballs ini dalam fosil hewan.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Rekontruksi fosil Marsupites testudinarius.
Foto: live science
Rekontruksi fosil Marsupites testudinarius.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Bentuk-bentuk geometris unik yang disebut sebagai buckyballs dari hewan laut yang hidup 80 juta tahun lalu ditemukan di sebuah lokasi tak terduga. Dilansir Live Science, molekul ini terlihat dalam molekul di dalam debu kosmik, dalam gas dan dalam beberapa jenis batuan.

Namun, para peneliti dalam sebuah studi terbaru terkejut karena menemukan pada skala yang jauh lebih besar dalam fosil dua spesies crinoid Kapur. Spesies ini merupakan kerabat bintang laut modern dan bulu babi. Pelat pada tubuh crinoid menciptakan struktur berongga banyak segi yang diidentifikasi oleh para ilmuwan sebagai buckyballs.

Baca Juga

Penemuan ini menjadi bukti pertama bahwa bentuk buckyball yang aneh terjadi secara alami pada skala besar. Buckyballs atau singkatan dari Buckminsterfullerenes terdiri dari 60 atom karbon yang dihubungkan bersama dalam segilima dan segilima, membentuk permukaan seperti yang ada pada bola sepak.

Molekul unik ini pertama kali ditemukan di ruang angkasa pada 2010. Nama ini terinspirasi oleh Buckminster Fuller, seorang arsitek yang mempopulerkan struktur serupa pada 1940-an yang disebut kubah geodesik. Buckyballs di ruang angkasa terdapat dalam gas dan partikel, serta terdeteksi di Bumi dalam gas yang dipancarkan oleh pembakaran lilin dan mineral tertentu. Namun, buckyballs yang berbeda sebelumnya tidak diketahui keberadaannya pada hewan hidup atau punah.

Aaron Hunter, seorang peneliti di Fakultas Ilmu Bumi Universitas Australia Barat, yang merupakan rekan penulis studi mengatakan ini adalah pertama kalinya struktur seperti itu ditemukan dalam fosil.

Crinoid pertama kali muncul selama periode Kambrium (sekitar 543 juta hingga 490 juta tahun yang lalu). Sebagian besar spesies crinoid - juga dikenal sebagai bunga lili laut atau bintang bulu yang mati selama kepunahan massal Permian, sekitar 250 juta tahun yang lalu. Tetapi, beberapa bertahan hingga hari ini.

Hewan dalam kelompok tersebut memiliki tubuh berbentuk piala yang disebut kelopak, atasnya dengan lengan bercabang. Menurut British Geological Survey, banyak bentuk fosil memiliki struktur seperti batang yang menancapkannya ke dasar laut.

Puluhan fosil dari dua spesies crinoid Cretaceous akhir, yaitu Marsupites testudinarius dan Uintacrinus socialis memberi para ilmuwan pandangan yang sangat terperinci pada pelat heksagonal dan pentagonal calyx yang terbuat dari kalsium karbonat. Penulis penelitian membuat grafik yang memetakan lempeng, memvisualisasikan bagaimana tubuh hewan akan terlihat dalam tiga dimensi.

Secara keseluruhan, kedua spesies berbagi rencana tubuh yang mirip secara struktural. Tetapi U. socialis memiliki kelopak yang lebih besar yang terbuat dari banyak piring kecil dan ringan, yang masing-masing memiliki antara empat dan delapan sisi.

“Kedua crinoid memiliki kelopak yang berbentuk seperti buckyballs. Struktur seperti bola mampu menahan beban yang sangat berat, dibentuk di sekitarnya untuk melindungi mereka dari bahaya di lautan,” ujar Hunter dalam sebuah pernyataan.

Struktur tubuh yang sangat tidak biasa ini bisa membantu crinoid beradaptasi dan menyebar melalui kedalaman laut di seluruh dunia. Namun, banyak pertanyaan yang tersisa tentang bagaimana tubuh buckyballs yang aneh berevolusi, dan mengapa bentuk ini hanya ditemukan pada dua spesies yang punah dan menghilang antara 84 juta dan 72 juta tahun yang lalu.

"Masih menjadi misteri mengapa struktur yang sukses ini tidak berevolusi lagi," jelas Hunter.

Temuan dalam studi terbaru ini diterbitkan dalam jurnal Paleontology edisi Mei.

Puti Almas

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement