Jumat 01 May 2020 13:56 WIB

Ilmuwan Sebut Aktivitas Matahari Lebih Lemah

Ilmuwan meneliti 369 bintang serupa dengan matahari.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Matahari
Matahari

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Matahari tampaknya jauh kurang aktif jika dibandingkan bintang-bintang serupa. Menurut para ilmuwan, karakter tidak begitu aktif ini mungkin bukan hal buruk bagi kita penduduk bumi.

Kesimpulan ini didapatkan dari pemeriksaan 369 bintang yang mirip dengan matahari. Ilmuwan memeriksa suhu permukaan, ukuran dan periode rotasi bintang. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa objek bintang yang diteliti rata-rata lima kali lebih banyak variabilitas kecerahan dibandingkan matahari.

Baca Juga

"Keragaman ini disebabkan oleh bintik-bintik gelap pada permukaan bintang yang berputar," kata astronom Timo Reinhold dari Institut Max Planck untuk Penelitian Sistem Tata Surya di Jerman.

Ia merupakan penulis utama penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science. "Ukuran langsung dari aktivitas matahari adalah jumlah bintik matahari di permukaan," tambahnya.

Matahari pada dasarnya adalah bola panas hidrogen dan helium, adalah bintang berukuran rata-rata yang terbentuk lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu. Diameternya sekitar 1,4 juta km.  Temperatur permukaannya sekitar 5.500 derajat Celcius.

Reinhold menjelaskan, suhu dan periode rotasi dianggap sebagai bahan utama untuk energi di dalam bintang, yang menghasilkan medan magnetnya. Jumlah dan ukuran bintik-bintik menyebabkan kecerahan bervariasi.

"Menemukan bintang seperti itu dengan parameter yang sangat mirip seperti matahari kita tetapi lima kali lebih bervariasi adalah mengejutkan," kata Reinhold.

Aktivitas magnetik yang meningkat terkait dengan bintik matahari dapat menyebabkan semburan matahari, ejeksi massa koronal, dan fenomena elektromagnetik lainnya yang dapat mempengaruhi Bumi. Dampak aktivitas matahari bisa mengganggu satelit dan komunikasi serta membahayakan astronaut.

Reinhold menjelaskan, matahari yang jauh lebih aktif mungkin juga mempengaruhi Bumi pada skala waktu geologis, paleoklimatologi.

"Bintang yang 'terlalu aktif' akan secara definitif mengubah kondisi kehidupan di planet ini, jadi hidup dengan bintang yang cukup membosankan bukanlah pilihan terburuk," kata Reinhold.

Para peneliti membandingkan data bintang-bintang yang mirip dengan catatan sejarah aktivitas matahari.  Catatan-catatan ini mencakup sekitar 400 tahun data pengamatan tentang bintik matahari dan sekitar 9.000 tahun data berdasarkan varian unsur kimia dalam cincin pohon dan inti es yang disebabkan oleh aktivitas matahari.

Catatan-catatan ini menunjukkan bahwa matahari tidak jauh lebih aktif daripada sekarang. Temuan itu, kata Reinhold, tidak mengesampingkan bahwa matahari mungkin dalam fase tenang dan mungkin menjadi lebih bervariasi di masa depan.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement