Selasa 28 Apr 2020 11:57 WIB

40 Meteor Bisa Terlihat di Puncak Hujan Meteor Eta Aquarid

Hujan meteor Eta Aquarid akan terjadi pada 5 Mei sebelum fajar.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Hujan meteor Eta Aquarid terlihat di dekat gunung Bromo.
Foto: space.com
Hujan meteor Eta Aquarid terlihat di dekat gunung Bromo.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pekan depan, hujan meteor Eta Aquarid menawarkan bentangan panjang 'bintang jatuh' yang dapat dilihat oleh pengamat di langit malam. Dilansir Space, puncak hujan meteor Eta Aquarid, ketika sebagian besar meteor terlihat, akan terjadi sebelum fajar pada 5 Mei.

Hujan meteor adalah kilatan butiran debu yang terbakar di atmosfer. Hujan meteor terjadi ketika Bumi melintasi jalur komet, yang meninggalkan debu di sepanjang orbitnya.

Baca Juga

Itu sebabnya hujan meteor terjadi pada tanggal tertentu dan tampaknya berasal dari titik-titik tertentu di langit. Hujan meteor Aquarids Eta dikaitkan dengan Komet Halley.

Menurut Bill Cooke, yang memimpin Kantor Lingkungan Meteoroid NASA, puncak hujan mateor tahun ini dapat terlihat hingga 40 meteor per jam. Hujan meteornya memiliki kecerahan sedang, dan semakin gelap langit, semakin banyak yang akan Anda lihat.

Hujan meteor kali ini hanya berselang dua hari sebelum bulan purnama. Bulan akan terbenam di bawah cakrawala sebelum fajar dan setelah itu tidak akan menghalangi pengamatan hujan meteor.

Untuk bisa menyaksikan hujan meteor, yang kita butuhkan adalah langit gelap.

Pengamat langit di Belahan Bumi Selatan akan memiliki pandangan terbaik dari semuanya dan akan melihat pancaran sinar matahari di utara. Malam hari juga menjadi lebih lama di Belahan Bumi Selatan.

Cara terbaik untuk melihat meteor, menurut Cooke, adalah berbaring telentang dan menatap lurus ke atas.  Dengan begitu, Anda mendapatkan pandangan terluas ke langit, dan Anda tidak perlu meregangkan leher Anda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement