Rabu 08 Apr 2020 14:47 WIB

Misi Juno Ungkap Badai di Kutub Utara Jupiter

Misi Juno memotret sekitar 15 ribu kilometer di atas puncak awan planet Jupiter.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilmuwan menangkap gambar badai yang berputar di kutub utara Jupiter.
Foto: nasa via ilfscience
Ilmuwan menangkap gambar badai yang berputar di kutub utara Jupiter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan menangkap gambar planet Jupiter yang memukau. Ada badai yang berputar di Kutub Utara planet itu. Gambarnya berhasil ditangkap oleh misi Juno dari Badan Antariksa Amerika Serikat (AS) atau NASA selama penerbangan jarak dekat ke planet besar tersebut yang ke-25 pada 17 Februari lalu.

Memotret sekitar 25.120 kilometer (15.610 mil) di atas puncak awan planet dan pada garis lintang 71 derajat Utara, Kamera onboard Juno (yang diberi nama tepat JunoCam) telah memberi kita wawasan lain tentang wilayah utara planet yang penuh gejolak.

Baca Juga

Mata yang tajam diantara Anda mungkin telah melihat salah satu fitur gambar yang lebih menonjol, yaitu dua pita panjang dan tipis yang berjalan dari bawah ke atas gambar. Ini adalah lapisan partikel kabut, melayang pada ketinggian tinggi di atas fitur awan yang mendasarinya.

Meskipun telah diamati oleh Juno, serta oleh misi antarplanet lainnya, para ilmuwan tidak tahu secara pasti apa yang terbuat dari kabut ini atau bagaimana itu bisa terbentuk. Pernah dikatakan bahwa kabut polar tinggi ini dihasilkan oleh partikel magnetosfer yang bergerak di sepanjang garis medan magnet Jupiter dan membombardir atmosfer di Kawasan Kutub.

Sementara itu, ada spekulasi lain bahwa ketika dua aliran jet menyelimuti kedua sisi kabut asap yang sempit, arus udara dapat berperan dalam pembentukannya. Imager JunoCam telah memberi kita banyak pandangan yang luar biasa tentang Jupiter sejak tiba di planet terbesar di Tata Surya pada 2016.

Bekerja bersama instrumen lain di pesawat ruang angkasa, termasuk magnetometer dan spektograf ultraviolet imaging (UVS), misi Juno bertujuan untuk memberi tahu kami lebih banyak tentang asal, interior, atmosfer, dan magnetosfer raksasa gas. Salah satu penemuan terbarunya adalah kandungan air dari atmosfer khatulistiwa Jupiter, angka yang jauh lebih besar dari yang diukur oleh penyelidikan Galileo NASA lebih dari 20 tahun yang lalu.

Pesawat ruang angkasa akan terus mengorbit Jupiter, melakukan flyby dekat setiap 53 hari, sampai pesawat itu akan terjun ke atmosfer planet pada Juli 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement