Jumat 28 Feb 2020 18:22 WIB

Astronom Deteksi Ledakan Terbesar di Alam Semesta

Ledakan diduga berasal dari lubang hitam supermasif berjarak 390 juta tahun cahaya.

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Lubang Hitam (ilustrasi)
Foto: id.wikipedia.org
Lubang Hitam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para astronom menemukan sebuah rekor ledakan terbesar di alam semesta. Ledakan tersebut diduga berasal dari lubang hitam supermasif berjarak sekitar 390 juta tahun cahaya dari bumi.

"Dalam beberapa hal, ledakan ini mirip dengan letusan Gunung St. Helens pada 1980 yang menghancurkan puncak gunung tersebut" kata Direktur Penelitian di Naval Research Laboratory di Washington, DC, Simona Giacintucci, dilansir dari CNN, Jumat (28/2).

Baca Juga

Ledakan besar itu, disebut meninggalkan bekas di pusat kluster galaksi Ophiuchus. Gugus galaksi adalah suatu struktur terbesar di alam semesta yang terdiri dari ribuan galaksi yang terikat bersama oleh gravitasi.

Para astronom percaya bahwa lubang hitam supermasif yang menyebabkan terjadinya ledakan besar tersebut. Lubang hitam itu dikenal tidak hanya menghisap material yang jatuh kedalamnya, tetapi juga mengeluarkannya dengan meledakkan dalam bentuk jet atau material balok.

Energi yang dihasilkan ledakan tersebut dikatakan lima kali lebih besar dari ledakan sebelumnya, atau MS 0735 + 74, yang dulu dikenal sebagai ledakan terbesar dan paling kuat.

Para astronom melakukan pengamatan menggunakan teleskop berbasis darat dan luar angkasa, termasuk Chandra X-ray Observatory milik NASA, Badan Antariksa Eropa XMM-Newton, Murchison Widefield Array di Australia dan Teleskop Radio Raksasa Metrewave di India.

Sebelumnya, pengamatan pernah dilakukan astronom Norbert Werner dan rekan-rekannya pada 2016. Mereka mengungkapkan kemungkinan akan ada ledakan di gugus galaksi.

Menurut temuan mereka, bahwa ada rongga dalam gas panas yang diciptakan oleh lubang hitam. Rongga tersebut begitu besar dan akan membutuhkan begitu banyak energi untuk terbentuk sehingga mereka tidak berpikir hal itu terjadi. Dan studi baru, yang diterbitkan The Astrophysical Journal, mengkonfirmasi bahwa ledakan tersebut berasal dari rongga yang terdeteksi pada 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement