Kamis 20 Feb 2020 08:03 WIB

Ilmuwan Bandingkan Kinerja Helm di Era Perang Dunia I

Helm milik pasukan Prancis mampu menahan ledakan lebih baik dibanding helm lain.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Helm milik pasukan Prancis mampu menahan ledakan lebih baik dibanding helm negara lain.
Foto: Joost Op 't Eynde, Duke University via foxnews
Helm milik pasukan Prancis mampu menahan ledakan lebih baik dibanding helm negara lain.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Para ilmuwan dari Universitas Duke mengungkapkan helm Perang Dunia I memiliki kinerja yang sangat baik terhadap gelombang kejut dibandingkan dengan helm modern berteknologi tinggi. Helm M15 Adrian yang dikeluarkan untuk tentara Prancis bahkan tampil lebih baik dalam hal perlindungan dari ledakan di atas kepala.

Sebuah makalah tentang penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE. “Kami menemukan semua helm memberikan perlindungan substansial terhadap ledakan, kami terkejut menemukan helm berusia 100 tahun itu memiliki kinerja sama baiknya dengan yang modern,” ujar penulis pertama studi ini, Joost Op’t Eynde, dilansir dari Fox News, Kamis (20/2).

Baca Juga

“Studi ini, setahu kami, adalah yang pertama menilai kemampuan pelindung helm tempur bersejarah ini terhadap ledakan,” katanya lagi.

Op’t Eynde dan Cameron “Dale” Bass, seorang profesor riset teknik biomedis di Duke, menguji sejumlah helm Perang Dunia I . Mereka menguji helm Brodie Britania Raya/Amerika Serikat (AS), helm Adrian dan Stahlhelm Jerman. Helm tempur lanjutan AS modern juga diuji.

Helm ditempatkan di kepala boneka yang dilengkapi dengan sensor tekanan di berbagai lokasi. Para peneliti kemudian menempatkan kepala langsung di bawah tabung kejut, yang diberi tekanan dengan helium sampai dinding membran pecah, melepaskan gas dalam gelombang kejut.

Helm-helm itu diuji dengan gelombang kejut yang berbeda-beda, masing-masing sesuai dengan jenis yang berbeda dari peluru artileri Jerman. Peluru ditembakkan dari jarak satu hingga lima meter.

Jumlah tekanan yang dialami pada mahkota kepala kemudian dibandingkan dengan grafik risiko cedera otak yang dibuat dalam studi sebelumnya. Risiko bagi seseorang yang memakai helm Adrian sekitar 1915 lebih kecil daripada helm lainnya yang diuji, termasuk helm tempur canggih modern.

Op’t Eynde menggambarkan hasil tersebut menarik, mencatat helm Adrian dibuat menggunakan bahan yang mirip dengan helm Perang Dunia I Inggris dan Jerman.

“Perbedaan utama adalah helm Prancis memiliki lambang di atas mahkotanya. Sementara itu dirancang untuk menangkis pecahan peluru, fitur ini mungkin juga membelokkan gelombang kejut,” ujarnya.

Para ahli mengatakan proyek penelitian dapat membantu meningkatkan perlindungan ledakan pada produk helm di masa depan.

“Dengan semua bahan modern dan kemampuan manufaktur yang kita miliki saat ini, kita harus bisa membuat perbaikan dalam desain helm yang melindungi diri dari gelombang ledakan lebih baik daripada helm hari atau 100 tahun yang lalu,” kata Op’t Eynde.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement