Selasa 18 Feb 2020 08:02 WIB

Kanker pada Manusia Ditemukan di Fosil Dinosaurus

Ahli menemukan kanker yang diderita manusia telah ditemukan pada fosil dinosaurus

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Esthi Maharani
Fosil tulang dinosaurus
Foto: AFP
Fosil tulang dinosaurus

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK CITY—Para ahli menemukan kanker yang diderita manusia telah ditemukan pada fosil dinosaurus. Fosil, yang ditemukan di Dinosaur Provincial Park di Alberta selatan ini adalah hadrosaur kecil yang ada di dunia 66 sampai 80 juta tahun yang lalu.

Fosil tersebut mengandung Langerhans cell histiocytosis (LCH) yang digambarkan sebagai penyakit langka dan kadang menyakitkan. Menurut sebuah pernyataan dari Universitas Tel Aviv, penyakit tersebut masih menimpa manusia, terutama anak-anak di bawah usia 10 tahun.

Salah satu penulis penelitian ini, Dr Hila May mengatakan mikro-CT menghasilkan pencitraan dengan resolusi sangat tinggi, hingga beberapa mikron.

“Kami memindai vertebra dinosaurus dan menciptakan rekonstruksi 3D yang terkomputerisasi dari tumor dan pembuluh darah yang memberinya makan. Analisis mikro dan makro mengonfirmasi itu adalah, pada kenyataannya, LCH. Ini adalah pertama kalinya penyakit ini diidentifikasi dalam suatu dinosaurus,” ujar May dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilansir dari Fox News, Selasa (18/2).

Ukuran dan bentuk rongga dalam fosil itulah yang menarik perhatian para peneliti. May menjelaskan Itu sangat mirip dengan rongga yang diproduksi oleh tumor yang terkait dengan penyakit langka LCH yang masih ada sampai sekarang pada manusia.

“Sebagian besar tumor terkait LCH, yang bisa sangat menyakitkan, tiba-tiba muncul di tulang anak-anak usia dua hingga 10 tahun. Untungnya tumor ini menghilang tanpa intervensi dalam banyak kasus,” katanya.

Penemuan ini mengejutkan, tidak hanya karena penyakit itu bertahan lebih dari 60 juta tahun. Namun, tidak unik bagi manusia.

Profesor Tel Aviv University Israel Hershkovitz menambahkan jenis studi ini, yang sekarang dimungkinkan berkat teknologi inovatif, memberikan kontribusi penting dan menarik bagi evolusi kedokteran, bidang penelitian yang relatif baru yang menyelidiki perkembangan dan perilaku penyakit dari waktu ke waktu.

“Kami berusaha memahami mengapa penyakit tertentu bertahan dengan evolusi untuk menguraikan apa yang menyebabkannya dalam rangka mengembangkan cara-cara baru dan efektif untuk merawatnya,” ujar Hershkovitz dalam pernyataan.

Studi ini dipublikasikan dalam Scientific Reports. Para peneliti terus mempelajari lebih lanjut tentang masa dinosaurus, termasuk asteroid yang mengakibatkan kepunahan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement