Ahad 09 Feb 2020 16:10 WIB

ESA Siap Luncurkan Wahana untuk Ambil Foto Kutub Matahari

Solar Orbiter milik ESA menyusul Parker Solar probe yang sudah meneliti matahari.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Teleskop surya terbaru, Daniel K. Inouye yang berada di dekat puncak Gunung Haleaka di Maui, Hawaii, Amerika Serikat (AS) merilis gambar pertama matahari.
Foto: nsf
Teleskop surya terbaru, Daniel K. Inouye yang berada di dekat puncak Gunung Haleaka di Maui, Hawaii, Amerika Serikat (AS) merilis gambar pertama matahari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para ilmuwan berencana untuk mengambil gambar kutub matahari dengan lebih dekat. Misi Badan Antariksa Eropa (ESA)itu rencananya akan menggunakan pesawat luar angkasa yang dinamai Solar Orbiter, dan siap diluncurkan pada Ahad (9/2) ini.

"Sebelumnya tidak ada yang bisa mengambil gambar sedekat ini dari Matahari," kata pengelola instruen di ESA, Helen O'Brien seperti dilansir Nature, Ahad (9/2)

Baca Juga

Pesawat senilai 550 juta itu dolar AS itu dilengkapi dengan 10 instrumen inti dan akan melakukan perjalanan ke orbit Merkurius dalam tahap pertama misinya. Rencananya, pesawat akan bertahan di misi itu untuk 10 tahun ke depan.

Hingga kini, pesawat luar angkasa itu masih berlokais di Cape Canaveral, Florida. Menurut O’Brien, tujuan utama dari misi itu adalah untuk menyelidiki interaksi antara Matahari dengan heliosfernya. Hal itu dinilai menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana energi bisa merambat dari permukaan matahari ke ruang antarplanet.

Lebih jauh, untuk mencapai orbit Matahari, dibutuhkan waktu sekitar dua tahun dengan menggunakan bantuan gravitasi dari Venus. Sebab, jarak 42 juta kilometer di sana, dinilai sangat jauh, selain dari berbagai rintangan lainnya.

Selain itu, orbiter Matahari juga diharapkan bisa diteliti lebih lanjut. Utamanya untuk mengetahui, hal apa yang bisa mendorong angin matahari dengan kecepatan ratusan kilometer per detik.

Berdasarkan keterangan, fase utama dari Solar Orbiter akan dimulai pada November 2021 dan berlangsung selama empat tahun. Namun demikian, jika misi berniat diperpanjang, pesawat itu sangat dimungkinakn untuk membayangi kutub matahari untuk pertama kalinya.

Lebih jauh, ahli fisika matahari di Pusat Penelitian dan Teknologi Antariksa Eropa ESA di Noordwijk, Belanda, Daniel Müller, juga mengatakan, misi bertahap terkait bidang ekliptika itu akan memberi pandangan pertama tentang kutub matahari. Bahkan, pihaknya percaya, hal tersebut bisa menjadi kunci untuk lebih memahami siklus aktivitas magnetic matahari.

“Karena dalam skala waktu 11 tahun, polaritas magnetik Matahari berubah, dan kutub utara menjadi kutub selatan,"ungkap dia.

Sebagai informasi, Solar Orbiter direncanakan ke Matahari, menyusul Parker Solar Probe milik NASA, yang diluncurkan pada Agustus 2018 lalu. Dalam prosesnya, pesawat itu membuat pendekatan terdekat ke Matahari. Namun, tidak memiliki kamera untuk memotret bintang secara langsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement