REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tembok Hadrian, tembok yang dibangun sebagai pertahanan dari bangsa Romawi ini terancam akibat perubahan iklim. Benteng Magna atau Magna Fort merupakan situs berusia ratusan tahun di Tembok Hadrian yang bertahan hingga saat ini karena adanya proses pengawetan alami secara anaerob.
Sayangnya, beragam sumber daya arkeologis yang tersimpan di dalamnya kini terancam hilang akibat perubahan iklim. Perubahan iklim telah membuat lingkungan di sekitar Magna Fort berubah.
Perubahan ini bisa membawa dampak buruk terhadap tingkat pengawetan anaerob di situs tersebut. Alasannya, kekeringan merupakan hal terburuk yang bisa terjadi pada benda-benda organik. Untuk informasi, tembok Hadrian melintasi Inggris.
"Tanahnya menurun dan alang-alang serta rawa gambut yang menutupi bagian utara situs tersebut surut," ungkap Chief Executive Vindolanda Trust Andrew Birley, seperti dilansir Chronicle Live.
Melihat kondisi ini, Vindolanda Trust selaku pengelola Magna Fort harus mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan peninggalan-peninggalan di Magna Fort sebelum terlambat.
Tindakan ini perlu dilakukan karena Magna Ford dinilai menyimpan salah satu misteri abadi mengenai Tembok Hadrian. Yaitu misteri mengenai kenapa Tembok Hadrian memiliki bentuk vallum yang berbeda dibandingkan benten-benteng kamp Romawi pada umumnya.
Untuk bisa menyelamatkan peninggalan di Magna Fort, diperlukan tindakan penggalian atau ekskavasi. Untuk itu, Andrew selaku direktur ekskavasi dan vice chairman Vindolanda Trust Gary Calland akan melakukan perjalanan untuk mengumpulkan dana agar mereka bisa melakukan ekskavasi investigasi di Magna Ford.
Andrew dan Gary akan melakukan perjalanan dengan skuter Vespa sejauh 3.500 mil dari lokasi Tembok Hadrian di Northumberland menuju Roma. Dari perjalanan ini, Andrew dan Gary menargetkan untuk mengumpulkan dana sebesar 50.000-100.000 euro atau sekitar Rp 761 juta hingga Rp 1,5 miliar.
Dahulu, petugas layanan pos Romawi membutuhkan 13 hari untuk mengirim surat dari Roma ke Tembok Hadrian dan harus berganti kuda cukup sering selama perjalanan. Oleh karena itu, Andrew dan Gary juga akan menyelesaikan perjalanan mereka dengan skuter Vespa selama 13 hari pada Agustus.
Bila mereka berhasil mengumpulkan dana Rp 761 juta, mereka bisa melakukan penggalian atau ekskavasi selama dua bulan. Bila mereka berhasil mengumpulkan Rp 1,5 miliar, merkea dapat melakukan penggalian selama dua musim.
Menariknya, Gary merupakan seorang pengendara skuter berpengalaman sedangkan Andrew sama sekali belum pernah mengendarai skuter. Ia baru saja lulus tes mengemudi pada tahun lalu.
"Perjalanan ini akan berlangsung tanpa henti. Dan kami berencana untuk menjangkau rata-rata minimal 300 mil per hari," terang Andrew.
Andrew mengatakan sebagian rute yang akan mereka lalui masih berupa jalanan berlapis bebatuan. Akan tetapi, sebagian lainnya sudah berupa jalanan moderen yang nyaman untuk dilalui.
"Magna Fort, dan caranya berinteraksi dengan Tembok Hadrian, berpotensi memberikan kita perbandingan terdekat dan terbaik mengenai informasi luar biasa," tutur Andrew.
Perjalanan Gary dan Andrew akan diabadikan oleh fotogrfer dan pembuat film Adam Stanford. Rekaman yang akan dibuat oleh Adam juga akan menandai 50 tahun perayaan Vindolanda Trust.