Jumat 03 Jan 2020 06:58 WIB

Studi: Spesies T-rex Kerdil Sesungguhnya tak Pernah Ada

Studi terbaru mengungkap T-rex kerdil sesungguhnya tak benar-benar ada.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang anak bermain di dalam mulut patung dinosaurus.
Seorang anak bermain di dalam mulut patung dinosaurus.

REPUBLIKA.CO.ID, OKLAHOMA — Selama tiga dekade, ahli paleontologi di seluruh dunia telah terpecah karena penemuan yang provokatif tentang spesies Tyrannosaurus rex kerdil. Sebagian meyakini keberadaan T-rex mini, sebagian lagi meragukannya.

Pada 1988, ahli paleontologi Robert Bakker dan rekan-rekannya di Museum of Natural History di Cleveland, Ohio mereklasifikasi spesimen yang pertama kali ditemukan pada 1942 dan ditampilkan di museum. Mereka mengatakan, itu adalah anggota pertama yang diketahui dari spesies kecil baru yang mereka namakan sebagai Nanotyrannus.

Baca Juga

Selanjutnya, pada 2001, tim lain menemukan kerangka Tyrannosaurus kecil yang hampir lengkap di dekat kota Ekalaka di Montana, dalam formasi fosil yang kaya dan dipelajari secara intensif yang dikenal sebagai Hell Creek. Mereka menamai makhluk itu Jane dan segera mengklasifikasikannya sebagai Tyrannosaurus rex remaja.

Terlepas dari penelitian itu, sebagian kecil ahli terus bersikeras bahwa itu adalah bagian dari spesies Nanotyrannus yang baru diklasifikasikan. Mereka menunjukkan morfologi tengkorak dan tulangnya, yang menurut mereka berbeda dari T-Rex rewasa.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Rabu (31/12) di jurnal Science Advances, para peneliti yang dipimpin oleh Holly Woodward dari Oklahoma State University melakukan analisis mikroskopis terhadap sampel dari interior tulang tibia dan tulang paha Jane serta dari sel tulang yang kurang lengkap dari hewan yang dijuluki Petey.

Para ilmuwan mengungkapkan, teknik yang dikenal sebagai paleohistologi ini menegaskan keduanya adalah individu yang belum dewasa. Dengan ekstensi, penulis penelitian mengatakan, keberadaan Nanotyrannus tampaknya sangat tidak mungkin.

“Hal yang sangat keren tentang tulang fosil adalah seluruh tulang menjadi fosil bahkan sampai ke ukuran mikroskopis. Kami dapat menyimpulkan tingkat pertumbuhan, usia dan tingkat kematangan,” ujar Woodward, seperti yang dilansir dari Science Alert, Jumat (3/1).

Para peneliti mengambil potongan yang sangat halus dari sampel tulang, sangat tipis sehingga cahaya dapat melewatinya. Mereka kemudian mempelajarinya di bawah mikroskop.

Ukuran lubang pembuluh darah mengungkapkan kedua dinosaurus masih dalam fase pertumbuhan yang cepat pada saat kematian. Seandainya mereka sudah dewasa, vaskularisasi ini akan kurang menonjol.

Tim juga dapat menghitung cincin pertumbuhan di tulang masing-masing hewan, sebanyak yang dapat dilakukan seseorang untuk menentukan usia pohon, yakni 13 tahun untuk Jane dan 15 tahun untuk Petey. Studi ini menambah pengetahuan para ilmuwan tentang periode 20 tahun antara penetasan dinosaurus dan masa dewasa.

Jane, yang beratnya satu ton, mati sebelum mencapai fase pertumbuhan cepat yang secara eksponensial biasanya akan membawanya ke berat dewasa di bawah 10 ton.

“Semua orang menyukai T-rex, tetapi kami tidak benar-benar tahu banyak tentang bagaimana hewan itu tumbuh. Mungkin itu dinosaurus paling terkenal di dunia dan kami kebanyakan hanya punya kerangka yang sangat besar,” kata Woodward.

Hal itu terjadi karena obsesi kolektor dan publik dalam menemukan dan menampilkan kerangka T-rex yang paling besar. Bahkan, terkadang itu mungkin digali dengan merugikan spesimen yang lebih kecil.

Hanya saja, kata Woodward, hanya lima sampai tujuh fosil dinosaurus T-rex muda yang diketahui ada di dunia. Beberapa di antaranya ada dalam koleksi pribadi yang tidak dapat diakses oleh para peneliti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement