REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan muncul di Indonesia pada 26 Desember mendatang. Apa hal-hal yang perlu kita ketahui tentang fenomena ini?
GMC adalah fenomena ketika bulan menutupi pusat matahari. GMC terjadi ketika Bulan mencapai fase Baru dekat apogee, titik terjauh dari Bumi. Orbit Bulan condong sekitar lima derajat relatif terhadap ekliptika.
Namun, lantaran ukuran bulan yang lebih kecil sehingga bagian tepian luar matahari tak ikut tertutup. Bagian tepi luar matahari itu terkesan membentuk lingkaran api ketika dilihat dari permukaan bumi.
GMC dimulai saat matahari terbit di semenanjung Arab, dengan jalur annularitas menyentuh negara-negara Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Oman. Lalu menyeberangi Laut Arab ke India dan Sri Lanka. Dari sana, jalur tersebut melintasi Teluk Benggala ke Asia Tenggara, melintasi Indonesia, Malaysia, dan Singapura, sebelum berakhir saat matahari terbenam di atas wilayah Amerika Serikat.
Grafis pergerakan matahari pada Kamis (26/12).
GMC akan mulai tampak di Indonesia sekitar pukul 12.15 WIB, memasuki fase puncak pada pukul 12.17 WIB, dan berakhir pada pukul 12.19 WIB. Hanya empat menit saja.
Untuk itu perlu sejumlah persiapan. Terutama alat pelindung mata. Sebab, meski hanya bagian pinggir matahari yang tampak, tapi tetap saja cahayanya dapat merusak mata.
Laman Universe Today, Selasa (24/12), menyarankan setiap orang yang ingin melihat GMC untuk menggunakan kacamata pengaman dan juga gunakan filter matahari jika ingin melihat di teleskop.
Untuk lebih nyaman, Anda juga dapat membuat set kacamatanya. Letakkan kaca yang telah dipastikan aman untuk melihat GMC di tengah bagian karton kecil. Lalu buat tali pengikatnya ke bagian belakang kepala. Sehingga Anda bisa melihat GMC dengan khidmat dalam kurun waktu empat menit itu.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
