Kamis 19 Dec 2019 10:58 WIB

Astronom Temukan Jenis Ledakan Baru di Permukaan Matahari

Letusan ini melontarkan materi di sekitar korona matahari atau atmosfer atasnya.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Matahari (Illustrasi)
Matahari (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA—Baru-baru ini para astronom telah melihat ledakan magnetik yang terjadi di permukaan matahari. Namun demikian, ledakan itu tidak seperti apa yang telah mereka lihat dan teliti sebelumnya.

Dalam prosesnya, mereka memantau ada letusan di permukaan matahari. Letusan ini melontarkan materi di sekitar korona atau atmosfer atasnya. Bahan erupsi yang dikenali sebagai sesuatu yang menonjol itu, jatuh kembali ke matahari, meski selanjutnya bertabrakan dengan garis medan magnet di matahari.

Baca Juga

Dilansir dari cnn, Kamis (19/12) hal tersebut kemudian menciptakan ledakan magnet yang belum pernah terjadi sebelumnya. Berdasarkan pengamatan para astronom, ada pelurusan garis medan magnet secara eksplosif, di mana perilaku tersebut menjadi penyambungan secara magnetik. Namun demikian, para astronom tetap berdalih bahwa penyambungan kembali tersebut, dipicu oleh ledakan.

Dengan terjadinya letusan itu, para peneliti mulai memahamai fenomena baru di matahari. Di mana hal itu dapat membantu para ilmuan untuk lebih memperlajari dan memahami lebih banyak tentang atmosfer matahari, dan memprediksi cuaca luar angkasa.

Lebih jauh, perilaku baru ini dijuluki sebagai rekoneksi paksa. Sebab,kejadian tersebut dipicu oleh letusan yang menyebabkan plasma, atau gas berenergi, dan didorong bersama dengan medan magnet hingga kemudianmemaksa mereka untuk terhubung kembali.

Sebelumnya, para ilmuwan telah melihat rekoneksi spontan di matahari dan Bumi. Yang mana, rekoneksi spontanituhanya terjadi dalam situasi ketikaplasma lemah mengalirkan arus listrik. Untuk pengamatan ini, Solar Dynamics Observatory mampu membidik plasma mencapai antara 1,8 dan 3,6 juta derajat Fahrenheit.

Sebagai informasi, selama bertahun-tahunini, para ilmuwan sedangberusaha memahami mengapa korona matahari jutaan derajat lebih panas daripada matahari itu sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement