Sabtu 04 May 2019 14:00 WIB

Komponen Roket Palsu Gagalkan Misi NASA

Pemasok memalsukan sertifikasi aluminium yang digunakan pada roket milik NASA.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Dwi Murdaningsih
Peluncuran roket Taurus XL.
Foto: nasa via science alert
Peluncuran roket Taurus XL.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akhirnya menemukan alasan gagalnya dua misi sains yang diluncurkan pada 2009 dan 2011. NASA menemukan pemalsuan komponen pada sepasang roket Taurus XL yang gagal diorbitkan pada tahun 2009 dan 2011. Melalui badan penyelidikan Program Layanan Peluncuran NASA mengungkap pabrikan aluminium Sapa Profiles, Inc. (SPI) telah mengubah sistem dan memalsukan sertifikasi.

SPI merupakan produsen ekstrusi aluminium berbasis di Oregon. Perusahaan itu telah melakukan penipuan kepada ratusan pelanggannya. Setelah melakukan penyelidikan teknis selama bertahun-tahun, LSP berhasil mengungkap bahwa SPI telah memalsukan komponen roket.

Baca Juga

"Sangat penting bahwa kita dapat memercayai industri kita untuk memproduksi, menguji, dan mensertifikasi bahan sesuai dengan standar yang kita butuhkan," kata Direktur Program Layanan Peluncuran di Markas Besar NASA seperti dikutip dari Science Alert, beberapa waktu lalu.

Atas penipuan tersebut, Perusahaan itu telah dijatuhi sanksi oleh Departemen Kehakiman untuk membayar 46 juta dolar AS kepada Departemen Pertahanan NASA dan Peusahaan lain yang telah ditipu. Selama hampir 20 tahun, Sapa Profiles dan Sapa Extrusions memalsukan bahan aluminium yang mereka jual.

"Pelanggan mereka, termasuk pemerintah AS, bergantung untuk memastikan keandalan aluminium yang mereka beli," kata Asisten Jaksa Agung Brian Benczkowski dari Divisi Kriminal Departemen Kehakiman.

Diketahui, dua roket Taurus XL gagal diluncurkan yang dirancang telah dirancang untuk misi NASA Orbiting Carbon Observatory (OCO) dan Glory pada tahun 2009 dan 2011. Kegagalan itu, terjadi pada fairing payload (pelepasan muatan), bagian depan (moncong) roket yang melindungi muatan dari temperatur dan tekanan peluncuran.

Alhasil, kedua roket berisi satelit gagal mencapai orbit, sehingga jatuh kembali ke atmosfer, dan hancur ketika mencoba masuk kembali menembus orbit. Berdasarkan hasil Investigasi, NASA mengkonfirmasi bahwa akar permasalahan terletak pada sambungan fairing dan sendi frangible yang renggang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement