Rabu 24 Apr 2019 12:32 WIB

NASA Rekam Kejadian Marsquake, Gempa Pertama di Planet Mars

NASA merekam gempa pertama di Mars yang disebutnya sebagai Marsquake.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
InSight berada di permukaan Mars. InSight menggunakan lengan robotik yang panjang untuk mengambil gambar-gambar planet tersebut
Foto: NASA via AP
InSight berada di permukaan Mars. InSight menggunakan lengan robotik yang panjang untuk mengambil gambar-gambar planet tersebut

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- NASA dilaporkan telah merekam getaran atau gempa pertama Planet Mars yang disebut "Marsquake". Getaran yang terasa samar pada bintang merah itu direkam oleh robot NASA InSight Mars.

Dilansir Science Alert, Rabu (24/4), NASA telah melakukan analisis awal yang mengkonfirmasi getaran itu berasal dari perut planet Mars, sebagai lawan dari pengaruh atmosfer, seperti angin. Seismolog masih bekerja keras untuk mempersempit kemungkinan penyebab Marsquake.

InSight Mars merupakan misi yang dirancang khusus untuk mempelajari Mars yang didaratkan pada November 2018 lalu. Misi ini dilengkapi dengan berbagai instrumen untuk mengukur suhu, rotasi, dan aktivitas seismik Mars.

Gempa di Mars, sama seperti gempa di Bumi, dapat mengungkapkan detail tentang bagian dalam planet. Sebagian besar data yang dikumpulkan oleh instrumen Seismic Experiment for Interior Structure (SEIS) hingga saat ini terdiri atas kebisingan latar belakang. Akan tetapi pada 6 April lalu, Sol 128 dari misi InSight, akhirnya mencatat sesuatu yang telah dicari oleh tim.

"Kami sudah menunggu berbulan-bulan untuk sinyal seperti ini. Sangat menarik akhirnya memiliki bukti bahwa Mars masih aktif secara seismik. Kami menantikan untuk berbagi hasil terperinci begitu kami memiliki kesempatan untuk menganalisisnya,” kata ketua tim SEIS Philippe Lognonné dari Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP).

Gelombang getaran yang cukup kuat dapat bertindak tak ubahnya radar penembus tanah seukuran planet, hanya dengan gelombang seismik alih-alih elektromagnetik. Ketika gelombang-gelombang ini merambat melalui sebuah planet, mereka dapat melambat begitu bersentuhan dengan bahan-bahan tertentu atau memantul ketika bertemu benda lain. Seismolog pun dapat menyimpulkan komposisi interior.

Sayangnya, peristiwa Sol 128 terlalu samar untuk menjelaskan apapun tentang struktur interior Mars. Meskipun demikian, adanya getaran ini menunjukkan Mars memiliki aktivitas seismik. Hal ini meningkatkan harapan adanya getaran yang lebih kuat. Terutama karena tiga lainnya, sinyal seismik yang lebih redup juga dicatat pada Sol 105, Sol 132, dan Sol 133.

Sinyal Sol 128 dilaporkan memiliki getaran yang lebih kuat. Menariknya, hal ini dikarenakan Mars memiliki kemiripan yang kuat dengan profil seismik gempa bulan yang terdeteksi oleh seismometer permukaan yang terjadi pada 1969 sampai 1977. Aktivitas itu direkam oleh perangkat yang ditempatkan di sana oleh para astronot dari misi Apollo.

Sama seperti Mars, Bulan tidak aktif secara tektonik. Aktivitas seismiknya disebabkan oleh pendinginan bagian interior bulan yang berjalan lambat dan sedikit menyusut. Hal ini merupakan sebuah proses yang telah berlangsung sejak pembentukannya 4,5 miliar tahun yang lalu.

Proses itu memberikan dampak tersendiri, yaitu menciptakan tekanan di kerak luar sampai akhirnya retak hingga pada akhirnya menyebabkan getaran. Ilmuwan planet percaya bahwa jenis proses yang sama juga berada di belakang getaran di Mars.

Adanya peristiwa dan analisis deteksi ini akan memicu deteksi lebih banyak di masa depan. Selain itu, ini akan membantu mengungkap lebih banyak deteksi-deteksi lain.

Artinya, SEIS sendiri berfungsi sebagaimana mestinya. Marsquake menjadi sebuah prestasi luar biasa dari sisi inovasi teknis, mengingat betapa lemahnya getaran. Namun demikian, teknologi yang dapat terus disempurnakan ke masa depan.

"Bacaan pertama InSight meneruskan ilmu yang dimulai dengan misi Apollo NASA. Kami telah mengumpulkan kebisingan latar belakang sampai sekarang, tetapi acara pertama ini secara resmi memulai bidang baru: seismologi Mars,” kata Investigator Utama InSight Bruce Banerdt dari Jet Propulsion Laboratory NASA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement