REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang mencari metode inovatif yang dapat membantu mengambil sampel yang dikumpulkan oleh penjelajah Perseverance Planet Mars di masa depan. Penjelajah yang mendarat di Mars pada Februari 2021 telah mengumpulkan spesimen dari Kawah Jezero, tempat sebuah danau kuno dan delta sungai yang pernah ada di planet merah.
Para ilmuwan yakin sampel tersebut dapat membantu mereka lebih memahami kemungkinan kehidupan yang pernah ada di Mars. Rancangan asli program Pengembalian Sampel Mars, yang merupakan kemitraan antara NASA dan Badan Antariksa Eropa, sangatlah rumit.
Hal itu melibatkan beberapa misi yang diluncurkan dari Bumi ke Mars untuk mengumpulkan sampel. Kemudian melakukan peluncuran roket pertama dari permukaan planet lain untuk mengembalikan sampel tersebut ke Bumi.
Namun ada kekhawatiran mengenai program ini yang terlalu berat karena kerumitan, biayanya, dan tanggal pelaksanaannya yang tertunda. Ini awalnya diperkirakan akan terlaksana pada 2031, namun kemudian diundur setelah dilakukan penilaian oleh dewan peninjau independen.
Pemotongan anggaran yang berdampak pada NASA juga membahayakan program tersebut. Administrator NASA Bill Nelson dan Nicky Fox, asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA, berbagi tanggapan kepada dewan peninjau independen pada hari Senin (15/4/2024).
Tinjauan terhadap program tersebut merekomendasikan bahwa pengembalian Sampel Mars tidak boleh memakan biaya lebih dari 5 miliar dolar AS hingga 7 miliar dolar AS. Namun NASA terpaksa mengatasi kendala pengurangan pengeluaran karena pemotongan anggaran untuk tahun fiskal 2024 dan 2025, yang menyebabkan badan tersebut mengalami kerugian sebesar 2,5 miliar dolar AS.
“Pengembalian Sampel Mars akan menjadi salah satu misi paling kompleks yang pernah dilakukan NASA. Intinya adalah, anggaran sebesar 11 miliar dolar AS terlalu mahal, dan tanggal pengembalian pada tahun 2040 terlalu jauh,” kata Nelson, seperti dilansir dari CNN, Selasa (16/4/2024).
Mendarat dan mengumpulkan sampel dengan aman, meluncurkan roket berisi sampel dari planet lain, belum pernah dilakukan sebelumnya. Mengangkut sampel dengan aman sejauh lebih dari 33 juta mil (53 juta kilometer) kembali ke Bumi bukanlah tugas kecil.
"Kita perlu melihat ke luar kebiasaan untuk menemukan cara ke depan yang terjangkau dan mengembalikan sampel dalam jangka waktu yang wajar," kata dia.
Nelson mengatakan tidak bisa menunggu hingga tahun 2040 untuk mengembalikan sampel ke Bumi. Sebab tahun 2040-an adalah “dekade di mana tim akan mendaratkan astronot di Mars".
Anggaran yang lebih....