REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Beberapa investor publik besar mendorong CEO Facebook Mark Zuckerberg untuk mundur dari jabatannya. Desakan ini muncul buntut dari berbagai kontroversi yang mengguncang media sosial tersebut.
Pengawas keuangan New York City bersama dengan bendahara negara Pennsylvania, Rhode Island dan Illinois, bergabung dengan proposal Manajemen Aset Trillium pada hari Rabu (17/10) yang menyerukan Zuckerberg untuk mengundurkan diri sebagai Presiden Facebook. Hal ini imbas dari beberapa kontroversi yang telah mengguncang Facebook pada tahun lalu.
“Kami perlu ruang rapat insular Facebook untuk membuat komitmen serius untuk mengatasi risiko nyata, reputasi, peraturan, dan risiko terhadap demokrasi kami, yang berdampak pada perusahaan, pemilik sahamnya, dan pada akhirnya pensiun yang susah payah diperoleh dari ribuan pekerja New York City,” ujar Pengawas Keuangan Kota New York Scott Stringer dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Thewrap, Kamis (18/10).
Proposal yang sebelumnya diajukan pada bulan Juni, muncul setelah Facebook mengungkapkan hingga 87 juta pengguna terkena dampak kebocoran data Cambridge Analytica. Para investor terbaru bergabung dengan proposal itu sepekan setelah Facebook mengatakan 30 juta pengguna lainnya terkena pelanggaran data.
"Kursi dewan independen sangat penting untuk memajukan Facebook dari kekacauan ini, dan untuk membangun kembali kepercayaan orang Amerika dan investor," ujar Stringer.
Proposal itu mungkin akan sia-sia, mengingat pengaruh Zuckerberg yang besar terhadap perusahaan. Zuckerberg memegang sebagian besar saham dengan 59,9 persen suara perusahaan.