REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hawa pemilu ternyata tak dirasakan di Tanah Air saja. CEO Mark Zuckerberg melalui unggahan di Facebook mengemukakan langkah-langkah Facebook dalam menghadapi intervensi terhadap pemilihan umum di platform tersebut.
Dalam unggahan panjang tersebut, Zuckerberg menyatakan pada 2016 lalu, persiapan mereka menghadapi pemilu berisi hal teknis seperti mengatasi serangan siber dan peretas. Facebook saat itu tidak mengantisipasi ada pihak asing yang secara terkoordinasi menyebarkan informasi yang menyesatkan.
"Hari ini, Facebook lebih siap untuk serangan seperti ini. Kami telah mengidentifikasi dan menghapus akun palsu sebelum pemilu di Prancis, Jerman, Alabama, Meksiko dan Brazil," kata Zuckerberg di Facebook, pada unggahan Rabu (12/9) waktu setempat.
Facebook mempererat kerja sama mereka dengan pemerintahan untuk memperbaiki keamanan saat pemilu. Juga membuat standar transparansi baru untuk iklan.
Dikutip dari laman Cnet, mantan petinggi keamanan di Facebook, Alex Stamos menyatakan sudah terlalu lambat jika Facebook ingin mengamankan pemilu tahun ini. Pada Rabu lalu, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan surat perintah yang menjabarkan campur tangan asing dalam pemilu di AS. Termasuk akses tidak resmi terhadap infrastruktur pemilu dan kampanye atau distribusi propaganda atau disinformasi secara terselubung merupakan ancaman bagi keamanan nasional.
Isu intervensi asing terhadap pemilu di dunia maya mencuat setelah peretas dari Rusia berperan pada pemilu AS 2016 lalu. Facebook menjadi platform yang populer untuk menyebarkan propaganda.