Jumat 27 Jul 2018 14:19 WIB

Hanya 13 Persen Lautan yang Belum Terjamah Manusia

Wilayah Samudra Pasifik dan Atlantik menjadi wilayah paling banyak terjamah manusia

Rep: Rossi Handayani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Arus dari Samudra Hindia masuk ke Segoro Anakan di Pulau Sempu, Malang, Jawa Timur.
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Arus dari Samudra Hindia masuk ke Segoro Anakan di Pulau Sempu, Malang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alam yang asli tanpa campur tangan dari manusia mungkin mengingatkan sebagian orang tentang hutan yang luas di taman nasional seperti di Kalimantan dan Sumatra. Akan tetapi ada hutan belantara yang kedua, yakni lautan dunia. 

Dilansir dari laman Sciencemag Jumat (27/7), untuk pertama kalinya, para peneliti secara sistematis memetakan bahwa hutan belantara (laut) berwarna biru, dengan mengidentifikasi sebagian kecil dari lautan yang sebagian besar tetap tidak terpengaruh oleh manusia. Peneliti telah menentukan wilayah lautan asli yang luasnya hanya sebesar 13 persen.

Untuk menghasilkan peta, tim tidak melakukan survei di dasar laut, tetapi menyelidiki dampak regional dari 15 stresor akibat manusia, termasuk polusi, penangkapan ikan. Kesemuanya telah terbukti mendegradasi habitat dengan mengganggu rantai makanan dan mengurangi keanekaragaman hayati.

Daerah yang paling terpengaruh oleh semua 15 stresor memenuhi syarat. Ketika angka-angka itu ada, hanya 13 persen lautan atau 54 juta kilometer persegi, memenuhi definisi itu, para peneliti melaporkan di Current Biology.

Daerah-daerah yang relatif murni ini umumnya ditemukan di daerah-daerah terpencil di lintang tinggi, tempat di mana penangkapan ikan dan pengiriman yang relatif sedikit terjadi. Ada juga beberapa dekat pantai Selandia Baru, Australia, dan Chili, kemungkinan berkat populasi manusia yang rendah di sana. 

photo
Sebanyak 11 miliar keping plastik di samudra Asia Pasifik diperkirakan meningkat 40 persen pada 2025.

Namun garis pantai dalam zona ekonomi eksklusif sebagian besar negara berwarna merah, dan kawasan jalur perdagangan seperti Samudera Atlantik dan Samudra Pasifik utara. Maka untuk melindungi 13 persen diperlukan upaya internasional, apalagi baru lima persen wilayah yang tak terjamah itu berada dalam zona konservasi dan pengelolaan khusus berwarna hijau. 

Dan karena manusia secara harfiah mendorong lebih dalam ke laut, dengan memancing di laut dalam dan sumur minyak dan gas. Maka, upaya konservasi yang dilakukan harus melampaui permukaan air sampai ke dasar laut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement