REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok peneliti asal Italia baru saja mengumumkan temuan baru yang mereka dapati di planet Mars. Sebelas peneliti yang terdiri atas ahli astronomi dan matematika mendeteksi kemungkinan adanya air dalam jumlah besar di Mars. Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan dalam jurnal Science.
Engadget yang mengutip Science menyebut air di planet merah itu diduga berada di lapisan bawah permukaan Mars. Keyakinan itu menguat karena peneliti menemukan adanya lubang yang diduga bekas danau sepanjang 20 kilometer. Bekas danau tersebut berlokasi 1,5 kilometer di bawah lapisan es Mars bagian selatan.
Pantauan radar di Kutub Selatan Planet Mars
Selama ini, dunia sains meyakini Mars memang memiliki air tapi keberadaan air itu ada pada masa lampau. Pesawat luar angkasa Curiousity pernah menemukan bekas jalur aliran air di Mars yang membuktikan adanya jejak air di masa lalu. Saat ini, kita melihat adanya air di mars dalam bentuk es yang menyelimuti sebagian permukaan Mars.
Hal itu dimaknai para ahli sebagai tanda adanya air dalam bentuk cair di permukaan. Akan tetapi mereka juga berpendapat Mars telah kehilangan mayoritas kandungan airnya. Sekarang dengan adanya temuan bekas danau, para ahli ruang angkasa kembali yakin bahwa Mars masih menyimpan air tak jauh dari permukaan planetnya.
Air terpantau di lapisan kutub Planet Mars
Akan tetapi, ada beberapa poin yang perlu digarisbawahi untuk mengkritisi temuan tersebut. Pertama, para peneliti menemukan bukti berupa bekas danau. Temuan itu tentu tidak bisa diartikan sama dengan temuan sebuah danau yang masih punya air. Mereka menggunakan alat bernama MARSIS di ESA's Mars Express Orbiter untuk menyelidiki bagian tertipis dari lapisan es Mars.
Radar memutari Planet Mars
Apabila danau bawah tanah memng benar-benar ada, air di dalamnya pasti sangat asin. Hal tersebut karena air mengandung magnesium, kalsium, dan sodium yang juga terdapat pada bebatuan di Mars.
Dengan temuan ini, peluang untuk membangun kehidupan di Mars menjadi semakin menarik. Namun kehidupan yang bisa berlangsung di Mars jelas akan jauh berbeda dengan kehidupan yang sudah terbentuk di bumi.
Kedua, deteksi bekas danau tersebut hanya dilakukan dengan satu alat. Sehingga, penting untuk memastikan lagi apa yang ditemukan itu benar-benar membawa harapan baru bagi dunia ilmu pengetahuan.