Jumat 25 May 2018 10:15 WIB

Profesi Ilmuwan Didominasi Laki-Laki, Mengapa?

Perempuan kurang percaya diri meskipun kemampuan mereka setara dengan laki-laki.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Friska Yolanda
Ilmuwan perempuan (ilustrasi).
Foto: Getty Images
Ilmuwan perempuan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan rahasia ilmuwan perempuan yang berkecimpung di bidang sains lebih sedikit dari laki-laki. Mengapa bisa begitu? Beberapa mungkin salah berpendapat bahwa bakat perempuan tidak seperti laki-laki di bidang sains. Sebagian lain menilai ini karena konstruksi masyarakat yang cenderung tak memberi ruang bagi perempuan mengejar karier di bidang sains.

Penelitian terbaru diterbitkan dalam Jurnal Advances in Physiology Education menambah wawasan tentang bagaimana cara wanita memandang kecerdasan dan kemampuan otak mereka. UNESCO Institute for Statistics memperkirakan jumlah peneliti perempuan di dunia hanya 28 persen.

Mengapa laki-laki mendominasi posisi sebagai ilmuwan? Peneliti doktoral Arizona State University (ASU) School of Life Sciences di Tempe, Katelyn Cooper mencoba mempelajari bagaimana mahasiswa dan mahasiswi menilai kecakapan mereka di sebuah kelas biologi.

Cooper bertanya kepada 250 mahasiswa dan mahasiswi yang dilibatkan dalam penelitian ini tentang kelas yang baru saja diikuti. Ada sebuah tren di mana mahasiswi merasa lebih bodoh dibanding teman-teman prianya di kelas.

"Perempuan terus merendahkan diri sendiri, bahkan ketika secara faktual keterampilan mereka sesungguhnya setara dengan laki-laki," kata Cooper, dilansir dari Medical News Today, Jumat (25/5).

Penelitian ini menyimpulkan laki-laki 3,2 kali lebih mungkin berpikir mereka lebih cerdas dibanding perempuan. Peneliti juga membandingkan mahasiswa dan mahasiswi dengan nilai rata-rata akademik sama.

"Sebanyak 66 persen mahasiswa cenderung merasa mereka lebih pintar dari teman sebayanya, sementara hanya 54 persen mahasiswi yang berpikir mereka lebih unggul," kata Cooper.

Penulis studi yang juga asisten profesor di ASU, Sara Brownell mengatakan pola pikir tersebut berpangkal pada si perempuan. Mereka secara tidak proporsional berpikir mereka tak sepintar murid laki-laki.

Cooper mengatakan pentingnya persepsi diri dalam kehidupan bermasyarakat. Fakta bahwa anak perempuan cenderung meremehkan diri sendiri membuat mereka sulit mengejar karier sebagai ilmuwan.

"Kita bisa memulainya dengan cara menyusun sistem kerja kelompok dan memastikan semua suara didengar. Kita perlu memberi tahu anak laki-laki akan pentingnya mendengar pandangan semua anggota kelompok, termasuk anak perempuan untuk pendekatan lebih adil," kata Cooper.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement