Kamis 15 Mar 2018 00:03 WIB

Hawking dari Teori Tuhan Hingga Kehadiran Alien

Stephen Hawking meninggalkan dua buku monumental.

Rep: Nur Hasan Murtiaji/ Red: Teguh Firmansyah
Stephen Hawking
Foto: EPA/Ramon De la Rocha
Stephen Hawking

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kosmologi dan fisika teoretik Stephen Hawking telah meninggal dalam usia 76 tahun, Rabu (14/3). Dia meninggalkan dua buku monumentalnya, yakni "A Brief History of Time" (1988) dan "The Grand Design" (2010).

Isinya secara umum membahas tentang hukum-hukum fisika dan fenomena alam semesta, tetapi kemudian dikaitkan dengan eksistensi Tuhan menurut cara pandang pribadi. Kesimpulannya: tidak ada Tuhan.

 

Sebagian orang menafsirkan dari dua buku tersebut bahwa Hawking telah berubah dalam memahami terbentuknya alam semesta. Namun menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Thomas Djamaluddin, tidak ada perubahan pandangan dari dua buku Hawking tersebut.

 

"Cara pandang Hawking dalam buku pertama dan kedua sama saja," kata Thomas kepada Republika.co.id, Rabu (14/3).

 

photo
Stephen Hawking menghadiri pemutaran perdana film 'The Theory of Everything' di Leicester Square, London, (9/12/2014).

Bagaimana penjelasannya? Pada buku pertama, jelas Thomas, Hawking menyatakan tidak ada batas dalam waktu, tidak ada singularitas big bang dengan menyebutnya "no boundary condition". Dengan menggunakan keadaan tak berbatas ini (no boundary condition), Hawking menyatakan bahwa alam semesta mulai hanya dengan keacakan minimum yang memenuhi "prinsip ketidakpastian".

Kemudian alam semesta mulai mengembang dengan pesat. Dengan "prinsip ketidakpastian" ini, alam semesta tak mungkin sepenuhnya seragam karena di sana-sini pasti didapati ketidakpastian posisi dan kecepatan partikel-partikel. Dalam alam semesta yang sedang mengembang ini, kerapatan (density) suatu tempat akan berbeda dengan tempat lainnya.

Gravitasi menyebabkan daerah yang berkerapatan tinggi makin lambat mengembang dan mulai memampat (berkontraksi). Pemampatan inilah yang akhirnya membentuk galaksi, bintang, dan semua benda langit.

Berdasarkan model tersebut, jelas Thomas, Hawking menyatakan, "Sejauh anggapan bahwa alam semesta bermula, kita mengganggap ada Sang Pencipta, tetapi jika alam semesta sesungguhnya ada dengan sendirinya, tak berbatas tak bertepi, tanpa awal dan akhir, lalu di manakah peran Sang Pencipta."

 

Baca buku, Fisikawan Stephen Hawking Tutup Usia.

 

Pada buku kedua yang dia tulis bersama pakar fisika Leonard Mlodinow, isinya mengulas tentang alam semesta dan hukum-hukumnya secara populer. Bagian utama yang disorot tentang teori mekanika kuantum dan teori relativitas yang diarahkan untuk menjelaskan bahwa alam semesta dapat terbentuk dari ketiadaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement