Rabu 14 Mar 2018 12:14 WIB

Mengenal Lebih Jauh Sosok Stephen Hawking

Hawking meninggal dunia dalam usia 76 tahun.

Stephen Hawking
Stephen Hawking

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fisikawan Stephen Hawking meninggal dunia pada usia 76 tahun karena menyakit motor neuron. Stephen William Hawking lahir di Oxford pada 8 Januari 1942. Ayahnya merupakan seorang ahli biologi.

Dilansir dari BBC, Hawking tumbuh besar di London dan Saint Alban. Hawking mendapatkan gelar pertamanya di Oxford. Dia lalu melanjutkan studi ke Cambridge untuk penelitian pascasarjana dalam bidang kosmologi.

Saat studi di Cambridge ia didiagnosis dengan penyakit motor neuron yang membuatnya hampir lumpuh total. Saat dia bersiap untuk menikahi istri pertamanya, Jane, pada 1964, para dokter memperkirakan usianya tidak lebih dari dua atau tiga tahun lagi.

Namun, rupanya penyakitnya berkembang lebih lambat dari yang diperkirakan. Pasangan itu memiliki tiga anak. Pada 1988, meskipun Hawking hanya bisa berbicara dengan synthesizer suara setelah menjalani trakeostomi, dia telah menyelesaikan karyanya, A Brief Histoty of Time, yang merupakan sebuah panduan awam untuk kosmologi.

Buku ini terjual lebih dari 10 juta eksemplar. Buku ini awalnya tak diyakini akan laku di pasaran, bahkan sempat disebut-sebut sebagai buku yang tidak akan pernah dibaca. Pada tahun 2001, buku kedua Hawking berjudul Universe in a Nutshell diterbitkan.

Hawking percaya penyakitnya membawa hikmah. Ia mengatakan, sebelum ia menderita penyakit itu, ia telah bosan dengan kehidupan. Kondisi sakit yang dialami Hawking membuatnya bergantung pada orang lain. Dia menaruh hormat kepada istrinya yang telah merawatnya selama lebih dari 20 tahun. Hal inilah yang membuat teman-teman dan kerabatnya terkejut saat Hawking akhirnya berpisah dengan sang istri.

Pada 2014, film The Theory of Everything dirilis berdasarkan kisah Stephen dan Jane. Film bercerita tentang kisah asmara dan pernikahan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement