REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Stasiun luar angkasa milik Cina, Tiangong-1 diprediksi jatuh ke Bumi sekitar Januari 2018. Diperkirakan Tiangong-1 memiliki berat 18.749 pound.
Tetapi periset Aerospace Corporation memperkirakan Tiangong-1 jatuh ke Bumi pada Oktober. Periset telah menentukan stasiun luar angkasa akan masuk kembali di suatu tempat yang terletak di antara 43 derajat ke utara dan 43 derajat lintang selatan.
Laporan New York Post, seperti yang dikutip dari Fox News, Selasa (2/1), mengatakan tempat itu beradadi tengah lautan dan ada kemungkinan mendarat di daerah berpenduduk padat di sekitarnya. Sistem in idikatakan membuat putaran yang lebih lambat saat masuk ke atmosfer untuk menghindari pembakaran. Namun menurut halaman FQ Aerospace Corporation, jika stasiun tersebut terkena sampah luar angkasa sepertinya tidak menjadi masalah besar.
"Sangat tidak mungkin puning-puing ini akan menimpa seseorang atau merusak properti secara signifikan. (Bisa dikatakan) berpotensi, mungkin ada zat yang sangat beracun dan korosif yang disebut hidrazin di atas pesawat ruang angkasa yang bisa bertahan dan masuk (ke Bumi). Demi keselamatan Anda, jangan sentuh puing yang mungkin Anda temukan dit anah dan jangan menghirup uap dari puing itu," kata Aerospace Corporation.
Sebelumnya, pejabat ruang angkasa Cina mengumumkan 2016, mereka kehilangan kontak dengan Tiangong-1. Mereka memperkirakan stasiun luar angkasa itu akan kembali ke Bumi antara akhir 2017 dan pertengahan 2018. Tiangong-1 digunakan enam kali dalam misi berawak dan tak berawak untuk program penelitian antariksa Cina.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
