REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- CEO Facebook Mark Zuckerberg ingin memperbaiki kecerdasan buatannya (Artificial Intellegence) agar lebih baik dalam menemukan lubang keamanan. Facebook juga bekerja sama dengan perusahaan teknologi lainnya untuk merespons ancaman keamanan nasional.
Dia menyebutkan, AI digunakan untuk memantau video secara lebih baik jika ada konten yang ditandai seperti dari tindakan bunuh diri hingga tindakan eksplisit. ''Butuh waktu kurang dari 10 menit untuk meninjau video yang ditandai akhir-akhir ini,'' kata Zuckerberg, dikutip dari Engadget, Kamis (2/11).
Zuckerberg juga berusaha keras untuk mengatasi transparansi dalam periklanan, yang telah menjadi masalah selama penyelidikan pemilihan umum AS. Sebab, akun-akun yang terkait dengan Rusia telah mencoba menabur kerusuhan dengan memanfaatkan perpecahan sosial tertentu.
Zuckerberg menyerukan, pihaknya berupaya menerapkan standar transparansi yang lebih tinggi daripada iklan di media tradisional.
Facebook ingin meningkatkan transparansi konten organik (yang pada dasarnya adalah konten yang tidak dibayar yang mungkin terlihat disarankan kepada individu karena algoritme) juga. Konon, iklan politik terkait isu masih diperbolehkan. Sebab iklan penting untuk kebebasan berekspresi. Namun kualitas iklan juga mesti ditingkatkan.
Zuckerberg menuturkan, perusahaannya sedang bekerja dengan undang-undang untuk membuat iklan lebih transparan juga. ''Saya pikir ini akan sangat bagus jika dilakukan dengan baik. Saya sangat serius dengan hal ini. Kami ingin membuat masyarakat kita lebih kuat,'' ujar Zuckerberg.