Senin 23 Oct 2017 05:00 WIB

Jejak Peradaban Megalitik Tertua di Lore-Lindu

Megalitikum di Kampung Bena.
Foto: Wikipedia
Menhir dan Batu Dakon.

Dari hasil analisis DNA pada pendukung budaya di Situs Tadulako di Lembah Behoa, menurut arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Dwi Yani Yuniawati Umar, diketahui dapat digolongkan sebagai sekuens DNA manusia modern yang termasuk dalam suku bangsa Austronesia.

Dari pendekatan filogenetik dengan menggunakan "genetic distance" menunjukkan adanya kedekatan kekerabatan DNA manusia Tadulako dengan lima populasi di Sulawesi saat ini, yakni etnik Kajang di Bulukumba dan etnik Toraja di Provinsi Sulawesi Selatan, etnik Mandar di Sulawesi Barat, etnik Kaili di Sulawesi Tengah, dan etnik Minahasa di Sulawesi Utara.

Diperkirakan, masyarakat pendukung budaya megalitik yang dibawa oleh penutur Austronesia protosejarah ini sudah mengenal dan membuat rumah-rumah bertiang sederhana sebagai tempat bermukim yang dari hasil etnoarsitektur tampaknya dibangun dengan menggunakan batu sebagai alasnya.

Dari hasil survei dan ekskavasi yang dilakukan di tiga lembah, Lembah Napu, Lembah Behoa dan Lembah Bada, memang diketahui bahwa situs-situs yang ditemukan merupakan suatu pemukiman.

Dalam pemukiman tersebut terdapat ruang untuk tempat berdiam, ruang untuk melakukan upacara ritual, ruang untuk penguburan, ruang perbengkelan, dan ruang sumber bahan baku.

Ditemukan pula dalam kalamba-kalamba tersebut fragmen-fragmen gerabah berupa wadah dan manik-manik, serta temuan di sekitarnya berupa gelang logam, batu gerinda, senjata logam, dan pemukul dari batu, ujar dia.

Dari hasil penelitian, kehidupan masyarakat ini diperkirakan juga telah menetap dalam bentuk kelompok-kelompok menyerupai kehidupan di perkampungan seperti di masa sekarang dan mengenal adanya stratifikasi sosial dan strata kepemimpinan.

Masyarakat zaman megalitik ini juga memiliki pembagian kerja antara kaum laki-laki yang lebih fokus pada mengerjakan perbengkelan dan pertanian serta kaum perempuan yang mengurusi rumah tangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement