Selasa 27 Jun 2017 22:58 WIB

Serangan Siber Global Kembali Terjadi di Sejumlah Negara

Rep: PUTI ALMAS/ Red: Ilham Tirta
Serangan siber (ilustrasi)
Foto: Digitaltrends.com
Serangan siber (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Berbagai perusahaan hingga instansi yang tersebar di banyak negara melaporkan serangan siber yang kembali terjadi pada Selasa (27/6). Di antaranya adalah Inggris, Ukraina, Rusia, dan Swiss yang melaporkan terkena dampak serangan tersebut.

Di Inggris, perusahaan periklanan WPP menjadi satu di antara puluhan yang melaporkan serangan siber. Kemudian di Ukraina, kantor distribusi tenaga kerja dan bandara utama di Ibu Kota Kiev juga terkena masalah serupa.

Menurut laporan dari sejumlah ahli komputer, serangan siber global kali memiliki kesamaan dengan yang terjadi pada Mei, lalu. Saat itu, virus yang disebut sebagai WannaCry menginfeksi setidaknya 200 ribu komputer di seluruh dunia.

Malware dari virus ini disebut menyebar cepat seperti cacing. Virus menginfeksi dari satu komputer ke mesin maupun sistem melalui koneksi intenet. Pada akhirnya, WannaCry membuat hampir seluruh file di dalam perangkat pengguna terkunci.

Setelah itu, penyerang akan meminta uang tebusan sebanyak 300 hingga 600 dolar AS untuk membuka akses file pengguna. Virus ini memanfaatkan celah keamanan dalam sistem operasi Windows buatan Microsoft.

"Serangan siber di beberapa negara kali ini mirip dengan WannaCry yang menampilkan varian permintaan uang tebusan. Namun, ini juga tampak serupa dengan virus komputer yang pernah tersebar tahun lalu," kata ilmuwan komputer dari Uniersitas Surrey, Alan Woodward, dilansir BBC, Selasa (27/6).

Menurut Woodward, permintaan uang tebusan dalam virus komputer yang muncul tahun lalu dikenal sebagai Petrwap. Kemudian, virus itu nampaknya diperbaharui oleh hacker dengan menambahkan beberapa aspek canggih, dan versi terbaru itu disebut dengan Petya.

Setelah pengumuman bahwa serangan siber global kali ini kemungkinan besar menyebarkan virus Petya, sejumlah negara melakukan antisipasi. Perusahaan di Rusia telah bersiap dengan mengerahkan ahli-ahli komputer mereka di sejumlah lokasi dan unit bisnis utama.

Kemudian, langkah serupa juga dilakukan perusahaan pelayaran asal Denmark, Maerks. Kantor mereka memiliki cabang di banyak negara, di antaranya Inggris dan Irlandia menjadi yang terkena dampak serangan siber global.

"Kami memastikan bahwa sistem komputer perusahaan akan diawasi secara ketat karena ini demi kepentingan para karyawan, operasi perusahaan, dan tentunya bisnis para pelanggan yang menjadi prioritas," jelas pernyataan Perusahaan Maerks.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement