Sabtu 16 Jul 2016 08:46 WIB

Pejabat dan Prajurit Diimbau tak Mainkan Pokemon Go, Ini Alasannya

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
Pokemon GO. Ilustrasi
Foto: BBC
Pokemon GO. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pejabat diharapkan tidak menggunakan aplikasi permainan Pokemon Go. Pasalnya dalam aplikasi tersebut terdapat pola real time dan real location yang dapat dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab.

Wakil ketua komisi I DPR TB Hasanuddin mengingatkan pejabat VVIP perlu menghindari tindakan tak bertanggung jawab. "Alhamdulilah di Indonesia belum ada rocket launcher, tapi satu saat bisa saja ada alat semacam itu, bisa dilacak oleh aximuth rokcet launcher," kata TB Hasanuddin, baru-baru ini. 

Dia menyebut permainan tersebut sangat rentan dimanfaatkan oleh teroris. Tentu, ini sangat membahayakan bagi setiap orang yang lengah terhadap musuh. "Ya jadi harus hati-hati, bagi pejabat dan lain-lain, yang bisa dimanfaatkan untuk teroris. Bisa ditembak dengan mortir. Dulu pejuang Chenchen disikat, dan mereka kena lewat ‎handphone yang diketahui posisinya. Rudalnya menyusuri itu." ujarnya.

Menurut TB Hasanuddin, pola tersebut adalah dari satu titik ke titik lain bergerak. Jadi dalam teori pencari data lokasi dikenal sebagai recection dan intersection. Recection dapat memancarkan sesuatu.

"Anda di jarak tertentu di depan saya, saya kasih senter dan sampai ke muka anda. Ada pancaran tenaga. Tinggal dilihat arahnya berapa, jaraknya berapa derajat, dengan dua dimensi itu saja, sudah diketahui posisi anda," jelas mantan ajudan presiden Habibie ini. 

Selain itu, dalam teori ini juga dikenal dengan istilah intersection. "Anda di sebuah tempat, kemudian dari titik A ke titik B. Dari titik A ditembakkan ke Anda, lalu dari titik B juga. Lalu dilihat berapa derajat dari masing-masing titik, perpotongannya adalah posisi Anda. Itu bisa diaplikasikan di dunia mana saja, termasuk geospasial, penginderaan jarak jauh," jelasnya.

TB Hasanuddin juga mengingatkan agar Pokemon Go tidak dimainkan di wilayah-wilayah tertentu, terutama untuk para prajurit yang sedang menjalankan dinas. "Alat dan permainan itu jangan main di kamp, gudang senjata, atau restricted area. Mungkin prajurit sedang jaga atau main. Bahkan handphone saja bisa dilacak posisinya di mana dengan sinyal atau dengan sistem satelit," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement