REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Proyek Advan dalam mewujudkan smartphone seperti apa yang dibutuhkan masyarakat Indonesia yang melibatkan Pakar Telekomunikasi, Hasnul Suhaimi dan Mars Research Spesialist telah resmi berjalan.
Tjandra Lianto, Direktur Marketing Advan menyebutnya sebagai proyek prestisius yang melibatkan keinginan konsumen tanah air telah menjadi komitmen Advan.
“Sebagai brand nasional, kami harus mengetahui karakteristik dan kebutuhan konsumen Indonesia. Mereka tidak bisa dipaksakan untuk menelan semua spesifikasi smartphone,” ungkap Tjandra, melalui surat elektroniknya, Selasa (31/5).
Oleh karena itu pihaknya menggagas sebuah riset bersama untuk mendapatkan input mengenai ponsel seperti apa yang dibutuhkan rakyat Indonesia.
Tjandra mengungkapkan bahwa dari riset terungkap bahwa ada 35.34 persen dari 133 orang mengganti smartphone setelah lebih dari 2 tahun, dengan alasan mayoritas karena rusak dan bosan.
Selain itu data lain terkait urutan alasan dalam memilih smartphone, responden cenderung memilih fitur dengan jumlah persentase 44.03 persen dan dengan alasan harga lebih banyak dipilih sebanyak 31,34 persen dibanding karena alasan brand dengan angka persentase 14.93 persen.
Oleh karena itu tidak semua ponsel spesifikasi tinggi, harga mahal laku di pasaran atau spesifikasi tinggi, harga murah belum tentu juga laku. ''Begitu juga sebaliknya, spesifikasi rendah, harga rendah, tidak menjamin produk tersebut laku,” ujarnya.