Sabtu 23 Apr 2016 07:36 WIB

8 Tahun Selidiki Venus, Ilmuwan Temukan Hal-Hal tak Terduga

Jupiter dan Venus.
Foto: Astrobio.net
Jupiter dan Venus.

REPUBLIKA.CO.ID, Badan Antariksa Eropa (ESA) dengan satelit Venus Express selama delapan tahun menumpulkan informasi mengenai planet Bintang Timur tersebut. Satelit ini kembali pada bulan November 2014 lalu. Sekarang, informasi terakhir dari data yang ditransmisikan telah berhasil dikumpulkan.

Dari hasil penyelidikan itu, ternyata suasana kutub di Venus jauh lebih dingin dibandingkan apa yang pernah diduga oleh para ilmuwan. Wilayah ini didominasi oleg glombang atmosfer kuat yang belum perenah diukur sebelumnya.

Venus Expess menemukan bahwa daerah kutb di Venus memiliki suhu rata-rata -157 derajat Celcius. Suhu ini lebih dingin dibandingkan setiap tempat di bumi, atau 70 derajat lebih rendah. Temuan ini sedikit mengejutkan mengingat posisi Venus sebagai planet paling panas di Tata Surya.

Venus berada lebih dekat dari matahari dibandingkan Bumi. Selain itu, Venus juga dilapisi awan padat yang bisa memerangkap panas. Venus Express rupanya juga menemukan bahwa atmosfer di Venus ternyata 22-40 persen kurang padat dibandingkan perkiraan umumnya atmosfer di daerah kutub.

"Angin atmosfer mungkin membuat struktur kepadatan asmosfer lebih menarik dan lebih rumit dari yang kita duga," katanya, dilansir dari Science Alert.

Satelit ini juga menemukan daerah yang sama didominasi oleh gelombang atmosfer kuat. Daerah ini berperilaku seperti riak di kolam. Menurut para ilmuwan, gelombang ini dianggap penting dalam mempengaruhi atmosfer sebuah planet.

 

baca juga: Teleskop Hubble Berhasil Potret Galaksi Kanibal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement