Sabtu 09 Apr 2016 14:34 WIB

Pertumbuhan Video di Ponsel Semakin Populer

Ponsel
Ponsel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputy Director Solution Consulting Mobile Broadband Huawei Indonesia, Mohamad Rosidi, memperkirakan konsumsi video pada 2020 akan mencapai 80 persen.

"Tren ke depan adalah video. Pada 2018 penggunaan video diperkirakan akan sebesar 60 persen, dan akan mencapai 80 persen pada 2020," kata dia, dalam Big Data Summit, belum lama ini.

"Kebanyakan dari kita menggunakan video untuk hiburan. Selain untuk komunikasi, video call misalnya, dan digunakan dalam industri seperti video conference dan video analytics," sambung dia.

Hal senada juga disampaikan Head of Marketing Baidu Indonesia, Iwan Setiawan. Ditemui di tempat terpisah, dalam pemaparan hasil studi bertajuk "Mobile Apps Market Study Indonesia", di Jakarta, dia mengatakan bahwa video akan semakin populer di Indonesia. Hal itu akan terlihat dalam platform aplikasi media sosial.

"Video akan booming di Indonesia. Para developer akan menghadirkan layanan aplikasi streaming video, dan ke depannya konten video memang akan tinggi penetrasinya," kata dia.

"Layanan ini (video) akan semakin sering digunakan oleh masyarakat terutama karena mereka lebih aktif untuk menggunakan sosial media untuk berbagi video salah satunya lewat video di Instagram," lanjut dia.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil studi Baidu yang dilaksanakan oleh lembaga riset independen Gfk Indonesia yang menunjukkan bahwa aplikasi Instagram lebih banyak digunakan (48,51 persen) dibanding Twitter (20,29 persen) yang merupakan sosial media berbasis micro-blogging.

Meningkatnya konsumsi video, menurut Iwan, tak lepas dari layanan data dari para operator di Indonesia semakin baik. Lebih dari itu, Iwan mengatakan, di antara negara tetangga dan Cina, Indonesia meruapakan salah satu negara yang memiliki layanan data paling murah.

"Video semakin banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sejalan dengan layanan data yang semakin bagus dimana operator saat ini gencar mempromosikan paket data 4G," ujar dia.

Lebih lanjut, Huawei melihat hal tersebut sebagai transformasi bisnis. Video saat ini tidak hanya menjadi sumber utama bagi masyarakat untuk memperoleh maupun berbagi informasi, namun juga memperluas kesempatan bisnis bagi operator.

Menurut Rosidi, dalam menikmati video, pelanggan akan sedikit demi sedikit beralih menuju video berkualitas tinggi (high definition). Melihat tren ini, maka lambat laun teknologi 4K untuk TV dan video 2K untuk ponsel akan segera terealisasi.

"Saat masuk ke era digital, Anda akan menemukan demand yang meningkat ke arah experience. Video yang bagus menjadi kesempatan baik bagi telko," ujar Rosidi.

"Video 4K membutuhkan kapasitas 4 kali dari video biasa dengan kecepatan internet 25 Mbps. Pada saat itu yang dibutuhkan adalah broadband," tambah dia.

Dalam rangka mempercepat implementasi pita lebar dan video, Huawei meluncurkan solusi teknis algoritma CODEC video, platform video, dan terminal 4K, yang menjamin pengalaman menonton video, pengoperasian dan pemeliharaan layanan video.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement