Sabtu 19 Dec 2015 18:43 WIB

Pakar: Limbah Ovarium Sapi Bisa Dijadikan Embrio

Sapi
Foto: ist
Sapi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Intitut Pertanian Bogor Prof Muhammad Agus Setiadi mengatakan, limbah ovarium sapi di rumah potong hewan bisa dimanfaatkan untuk dijadikan embrio yang kedua kali.

"Melalui teknologi embrio in vitro, hewan yang dipotong masih bisa untuk kali terakhir menghasilkan keturunan," kata Prof Agus, dalam Orasi Ilmiah Guru Besar IPB di Kampus, Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Ia mengatakan, kebutuhan protein hewani sapi di Indonesia terus meningkat sejalan dengan peningkatan hidup dan pendidikan masyarakat. Namun, pasokan dagang yang tidak mencukupi mengakibatkan kelangkaan, terutama pada musim menjelang hari perayaan tertentu.

"Berbagai upaya pemenuhan kebutuhan protein telah dilakukan, impor sapi bakalan, memacu peningkatan populasi ternak melalui program percepatan swasembada daging sapi dan kerbau," katanya.

Upaya percepatan swasembada daging sapi dan kerbau dilakukan saat ini oleh pemerintah melalui program gertak birahi dan inseminasi buatan (GBIB) dan penanggulangan gangguan reproduksi (Gangrep).  "Ada juga program pemberian insentif betina bunting, sehingga peternak yang menjual sapinya hingga melahirkan, dan pelarangan betina produktif agar terjadi peningkatan populasi sapi untuk kurangi impor," katanya.

Menurutnya, upaya menangkal pemotongan betina produktif di lapangan tidak berhasilnya secara nyata, karena pemerintah tidak mampu menyediakan pengganti hewan betina yang dipotong, sementara peternak terdesak untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

Keadaan ini memberi peluang pengembangan ternak jenis baru melalui pemanfaatan sumber sel telur (ovarium) dan spermatozoa (testis) dari hewan yang di potong.  "Penelitian teknologi produksi embrio secara in vitro telah dikembangkan secara terbatas di beberapa instansi termasuk IPB," katanya.

Ia mengatakan, satu-satunya lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam memproduksi embrio di Indonesia adalah Balai Embrio Ternak Cipelang. Selama kurun waktu 2011 sampai 2015 telah dimanfaatkan 3.600 ovarium untuk memproduksi embrio dengan menghasilkan 2.309 embrio siap transfer.  "Produksi embrio ini masih rendah, tetapi teknologi ini berhasil memanfaatkan sumber plasma nutfah dari jenis eksotis yang belum ada di Indonesia," katanya.

sumber : Ovarium
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement