REPUBLIKA.CO.ID, TELUK PENAS -- Lebih dari 300 bangkai hiu sei terdampar di pantai selatan Cile hingga Juni lalu. Pada Selasa (1/12), ilmuwan mengatakan ini adalah salah satu kasus terdampar terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.
Ahli biologi Vreni Haussermann dan ilmuwan lainnya menghitung ada 305 bangkai hiu utuh dan 32 kerangka hiu menggunakan citra satelit dan udara. Letaknya berada antara Teluk Penas dan Puerto Natales.
Haussermann mengatakan ini adalah salah satu pernampakan paling menggemparkan. Ia menduga akan ada lebih banyak bangkai hiu yang ditemukan karena tim belum mencapai seluruh area.
Penyebab kematian massal dan terdamparnya hiu-hiu ini belum dipastikan, namun salah satunya diduga karena ulah manusia. National Geographic melaporkan bahwa pemerintah Cile telah meluncurkan investigasi karena hiu termasuk spesies yang dilindungi.
"Mereka kemungkinan mati di laut, kami tidak tahu letak persisnya dimana, tapi mereka tidak akan mati hanya karena terdampar," kata paleontolog dari Universitas Chile, Carolina Simon Gutstein, dikutip Independent.
Menurutnya hiu sei jarang terlihat bersama-sama dalam kelompok besar. Menurut World Wild Foundation, hiu sei adalah salah satu hiu tercepat dan dapat mencapai 30 mil per jam ketika berenang. Sejak penemuan bangkai, para ilmuwan telah mengoleksi sampel dan kesimpulan mereka akan diterbitkan dalam jurnal pada tahun ini. Hal ini dipercaya bisa membantu pengembangan kebijakan perlindungan hiu. Termasuk membantu rencana pembuatan suaka di Teluk Penas.