Kemudian peneliti juga mencoba melihat respons merpati secara gabungan. Hasilnya, mereka bisa mencapai tingkat akurasi 99 persen dibanding mengidentifikasi secara individu.

"Merpati mampu menggeneralisasi apa yang mereka pelajari sehingga kami mampu menunjukkan mereka gambar yang baru dari slide digital dan mereka mengidentifikasi dengan benar," ujar Levenson.

Percobaan kedua juga sukses. Empat burung diuji untuk melihat apakah mereka bisa mengidentifikasi mikro klasifikasi deposit kalsium yang berhubungan dengan keberadaan kanker pada payudara. hasilnya dalam 14 hari tingkat akurasi mereka meningkat dari 50 persen menjadi 85 persen.

Percobaan terakhir melibatkan empat merpati yang mencoba mengidentifikasi massa di mammogram. Hasilnya dua merpati berhasil mengklasifikasi dengan keakuratan 80 persen, sementara dua lagi mencapai 60 persen.

Hasil penelitian ini menunjukkan merpati dapat terlibat dalam membantu peneliti dan insinyur mengevaluasi teknik pencitraan medis terbaru. Menurut Levenson, merpati memang tak bisa menulis puisi tapi mereka sudah jutaan tahun mengembangkan kemampuan yang mereka butuhkan untuk menavigasi dunia yang sangat rumit dan berbahaya.

"Jadi (hal ini sebenarnya) tidak mengejutkan saya, mereka bisa melakukan patologi!" ujar Levenson pada majalah Smithsonian.

Baca: 5 Senjata Perang Turki yang Harus Diwaspadai Rusia

Ikuti Whatsapp Channel Republika