REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malware atau program jahat kini menjadi salah satu ancaman serius di era perangkat serba digital. Semakin banyak cara yang ditempuh penjahat siber agar serangan malware bisa berhasil mencapai tujuan jahatnya.
"Layaknya maling yang mencari celah untuk mencuri seperti pintu, jendela dan lubang asap, program jahat juga mencari cela dari berbagai lubang untuk melakukan tindakan yang sama" ujar Country Manager Trend Micro Indonesia Andreas Kagawa, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/8).
Menurut perusahaan keamanan tersebut, salah satu yang menjadi sasaran serangan malware adalah data penting pengguna. Biasanya hasil curian yang berhasil dirampas sudah mempunyai banyak penadah yang mau membeli data dari hasil curian tersebut.
Bahkan para penadah rela membayar mahal untuk mendapatkan data tersebut. "Seperti yang sudah seringkali saya katakan, data yang selalu menjadi sasaran adalah data m-banking" ujar Andreas pada persentasinya.
Trend Micro belum bisa memaparkan data akurat mengenai berpa banyak korban program jahat di Indonesia. Namun negara ini merupakan satu dari banyak negara yang sudah menjadi korban dan mengalami kerugian sangat besar.