REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masuknya robot YuMi buatan perusahaan teknologi ABB ke Tanah Air mungkin meninggalkan sejumlah pertanyaan, salah satunya mengenai bagaimana tanggapan pasar negeri terhadap robot khususnya YuMi. Apalagi, mengingat nilai rupiah terhadap dollar Amerika tengah merosot tajam yang tentu mempengaruhi pemasaran YuMi di Indonesia.
“Kita tahu, ekonomi akan naik dan turun. Tapi kita yakin produk ini (YuMi) mesti menjamin satu fitur yang menjanjikan,” tutur Local Division Manager of Discrete Automation and Motion ABB Indonesia, Steven Lim di Jakarta, Rabu (12/8).
Menurutnya, fitur menjanjikan yang dimaksud ialah konsep robot yang dapat bekerjasama dengan manusia layaknya mitra kerja. YuMi memang mengunggulkan kemampuannya dalam merakit komponen-komponen kecil seperti smartphone atau mainan dengan kecepatan mencapai 1.500 mm per detik.
Meski begitu, ABB saat ini masih optimistis mencari perusahaan yang benar-benar membutuhkan tenaga robot. Hasil riset The International Federation of Robotics yang memperkirakan akan terjadi ledakan stok operasional robot industri untuk kawasan Asia Tenggara menjadi pijakan ABB. Lonjakan itu terbilang besar, yakni sebesar 28 persen yang terjadi mulai 2015 hingga 2017.
YuMi masuk dalam kategori robot industri. Sementara pada tahun 2020 mendatang, Steven mengaku ABB akan mulai menyiapkan robot service untuk pelayanan.
Saat ini, ABB telah menyediakan 40.000 unit YuMi yang dihargai mulai 40 ribu dollar Amerika Serikat atau sekitar Rp 551 juta rupiah. Harga yang ditawarkan itu tergantung dari aplikasi rakitan pesanan konsumen.
YuMi akan diperkenalkan di Indonesia saat pameran Electric Power and Renewable Energy Indonesia 2015 di JIExpo pada 16-19 September mendatang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika