REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID -- Serangan piranti lunak berbahaya atau malware (malicious software) semakin mengkhawatirkan.Menurut perusahaan antivirus Kapersky, hingga Juni 2015, sebanyak 379.972.834 malware terdeteksi aktif di seluruh dunia. Celakanya, 53.502 malware di antara jumlah tersebut didapati 'berkeliaran' di Indonesia.
Perangkat Android menjadi salah satu sasaran terbesar malware. Mengapa? Karena banyak masyarakat kini melakukan transaksi M-Banking, bisnis online dan transaksi lainnya menggunakan perangkat berbasis sistem operasi milik Google tersebut.
"Dari berbagai ponsel yang ada, malware lebih memilih Android untuk menjadi sasarannya dibandingkan iOS dan Blackberry" ujar Territory Channel Manager Kapersky Indonesia Dony Koesmandarin.
Menurut Dony, perangkat Android kerap menjadi sasaran empuk karena mayoritas pengguna ponsel di Indonesia dan mancanegara menggunakannya. "Mudah sekali, sekarang ini hanya dengan 500 ribu rupiah saja orang awam bisa memiliki Android" lanjutnya.
Kecenderungan serangan malware saat ini bertujuan untuk mencuri data dan meraup berbagai keuntungan berupa materi. Seringkali malware datang dari berbagai website yang tidak dikenal. Biasanya ia bekerja sembunyi ketika anda sedang asik bermain sosial media atau web lainnya yang kemudian malware akan datang dan menuntun Anda kepada halaman-halaman malware yang dengan sekejap mencuri seluruh data Anda.
Selain melalui website, malware juga bisa saja menyusupi PC/Computer Anda, yaitu dengan melalui USB atau kabel data yang seringkali Anda gunakan.
Pengguna M-banking dan pengusaha di bidang bisnis online diminta terus waspada. Tanpa disadari dan dengan mudah malware bisa menyerang Anda dengan berbagai cara demi meraih keuntungan melalui data yang Anda miliki di setiap website dan PC Anda.
"Mengapa (serangan membidik) M-Banking dan bisnis online? Sudah dapat diduga, karena ada uang disana" ujar Dony pada konpress yang diadakan Kapersky, Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (11/8).