REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA -- Persaingan ketat kerap menjadi alasan banyak perusahaan terpaksa mundur dari dunia smartphone. Karena alasan itupula, perusahaan Blackberry mengaku terpikir untuk menghentikan penjualan perangkat mereka ke depan.
Hal itu diakui oleh CEO John Chen dalam suatu wawancara dengan Bloomberg. Dirinya tak menampik bahwa Blackberry tidak akan meluncurkan handset terbaru jika penjualan smartphonenya terus menurun.
Bahkan, dia juga mengakui perusahaan yang pernah mengunggulkan layanan pesan Blackberry Messenger (BBM) itu kemungkinan akan 'rehat' dalam waktu lama jika benar terjadi.
"Pada poin tertentu, ekonomilah yang mengambil alih," tuturnya seperti dikutip laman Digital Spy, Sabtu (25/7).
Namun Blackberry nampaknya tak akan menyerah begitu saja. Buktinya, perusahaan asal Kanada itu masih akan berjuang di ranah smartphone dengan harapan bisa menggenjot angka penjualan mereka.
Salah satunya lewat Blackberry Venice yang dikabarkan akan meluncur pada Agustus mendatang. Perangkat low-end yang juga dikenal dengan nama "Prague" itu mencomot sebagian sistem operasi Android serta Windows untuk bisa menarik banyak pengguna.
Venice mengusung layar QHD selebar 5,4 inci, menggunakan prosesor Snapdragon 808, Android Lollipop 5.0, serta RAM sebesar 3 GB.
Diterangkan sebelumnya, Blackberry terus mengalami angka penurunan penjualan sebesar 31 persen dari tahun ke tahun. Perilisan Blackberry Passport dan Classic beberapa waktu lalu pun belum cukup membuat mereka bernafas lega.