REPUBLIKA.CO.ID, KANADA -- CEO BlackBerry John Chen mempertimbangkan keluar dari bisnis handset (perangkat ponsel pintar) jika perusahaannya tetap tidak menghasilkan keuntungan. Hal itu diungkapkan Chen menyusul rencana perusahaannya terus memperluas jangkauan perusahaannya dengan investasi, akuisisi dan kemitraan.
"Jika saya tidak bisa membuat uang dari handset, saya tidak lagi di bisnis handset," katanya dalam sebuah wawancara yang dilansir Reuters (10/4).
Chen memang tidak secara spesifik mengungkapkannya, namun menurutnya perusahaan harus memperoleh pendapatan sedikitnya 10 juta dolar AS per tahun.
Puncak pengiriman perangkat BlackBerry sendiri terjadi tahun fiskal 2011 lalu sebanyak 52,3 juta unit. Sementara pendapatan di kuartal terakhir BlackBerry kurang dari 2 juta dolar AS.
Sejak bergabung dengan BlackBerry, Chen mengatakan, BlackBerry ingin berinvestasi melalui kerja sama dengan perusahaan di industri lain seperti kesehatan, jasa keuangan dan hukum.
Kepala eksuktif BlackBerry mengatakan perusahaan melakukan akuisisi kecil untuk memperkuat jaringan keamanan BlackBerry.
"Kami sedang membangun tim engineering di sisi layanan yang memfokuskan pada sistem keamanan. Kami membangun tim engineering untuk perangkat yang fokus pada keamanan. Kami akan melakukan beberapa kemitraan dan berpotensi melakukan kemitraan di M&A untuk sistem keamanan," katanya.
Menurutnya pengembangan sistem kemanan lebih penting untuk segmen bisnis dan pemerintahan. Dalam sebuah wawancara di New York, Chen mengakui ada kesalahan manajemen di masa lalu. Sekarang dirinya mengaku memilki strategi jangka panjang dan jangka pendek untuk tetap bertahan dengan pelanggannya.
"Anda harus hidup jangka pendek. Mungkin manajemen sebelumnya terlalu bertaruh pada masa depan dunia. Saya tidak sama sekali. Saya kehilangan uang dan membakar uang tunai," Bulan Maret lalu BlackBerry melaporkan kerugian bersih sebesar 423 juta dolar AS dan turun 64 persen.