REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Toko aplikasi online, Google Play dilaporkan baru saja mendepak 32 aplikasi yang terinfeksi piranti lunak berbahaya (malware) bernama "BadNews".
Digital Spy, Senin (22/4), melaporkan tindakan tersebut dilakukan Google setelah adanya laporan dari perusahaan keamanan mobile Lookout terkait keberadaan BadNews di Google Play. Dua hingga sembilan juta pengguna diduga telah mengunduh aplikasi 'berpenumpang gelap' tersebut.
BadNews menyamar sebagai (aplikasi) lugu, sebagai jaringan periklanan yang agresif," sebut peneliti keamanan Marc Rogers dalam blog resmi Lookout.
Aplikasi-aplikasi yang mengandung malware sebagian besar menggunakan bahasa Rusia yang termasuk kategori game dan wallpaper, selain beberapa aplikasi dengan bahasa Inggris seperti game collision, savage knife, dan stupid birds.
Rogers menjelaskan pembuat aplikasi-aplikasi BadNews menggunakan jaringan periklanan di aplikasi sebagai garda depan untuk menyebarkan malware sehingga mampu melewati sistem keamanan di Google Play.
"BadNews mampu untuk mengirim pesan-pesan palsu, meminta pengguna agar memasang aplikasi dan mengirim informasi sensitif seperti nomor telepon dan identitas perangkat ke server Command and Control," sebut Rogers.
Kemunculan BadNews, sebut Rogers, menjadi tolok ukur perkembangan terbaru evolusi malware di perangkat seluler karena mencapai distribusi yang luas dengan menggunakan server di Rusia, Ukraina, dan Jerman untuk menunda perilakunya.
Rogers menyarankan para pengembang aplikasi untuk memperhatikan sumber pihak ketiga yang digunakan dalam aplikasi mereka. Selain pengembang, manajer keamanan data di perusahaan-perusahaan teknologi juga perlu mengawasi kemunculan malware dalam aplikasi-aplikasi yang telah melewati sistem keamanan.