Kamis 26 Jan 2012 13:17 WIB

Badai Matahari Sebabkan Hawa Panas dan Angin Kencang?

Rep: Amri Amrullah/ Red: Didi Purwadi
Cahaya Utara (Northern Lights) terlihat di dekat kota Trondheim, Norwegia Selasa (23/1) usai badai matahari menghempas bumi.
Foto: AP/ Emil Bratt Borsting
Cahaya Utara (Northern Lights) terlihat di dekat kota Trondheim, Norwegia Selasa (23/1) usai badai matahari menghempas bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Lembaga Antariksa Nasional (Lapan) telah mengkonfirmasi bahwa perubahan cuaca bukan diakibatkan dari badai matahari. Namun, masyarakat merasakan cuaca cenderung berubah-ubah dalam beberapa hari belakangan.

Eddy Supriyanto, seorang karyawan swasta di Bali, mengakui cuaca Bali tidak menentu belakangan ini. Dalam sepekan terakhir ini, cuaca Bali semakin panas dibanding hari-hari lainnya. "Beberapa hari ini panasnya luar biasa," ujar Edy kepada Republika, Kamis (2/1).

Hal senada juga dirasakan Alex Junianto yang merupakan pegawai perkebunan di Sulawesi Tenggara. "Saya tidak begitu paham badai matahari. Cuma sejak dua hari ini, udara sangat panas dan kemungkinan terjadi peningkatan suhu," ucap Alex. ''Walaupun pakai kipas yang berputar, udara tetap panas."

Seorang karyawan BUMN, Hestika Mirandy, di Kalimatan Timur pun mengalami hal serupa. "Cuaca tidak menentu, kadang panas terik, tapi tiba-tiba mendung dengan angin kencang," ujar Tika. Di karawang, angin kecang juga terus terjadi dengan disertai mendung. "Kalau di sini, mendung dan angin kencang terus menerus," tutur Maruf, seorang karyawan bank swasta di Karawang.

Anehnya, beberapa wilayah Jakarta dan sekitarnya pun mengalami hal yang sama. Panas terik, hujan tiba-tiba, dan angin kencang terus terjadi. Kemarin hujan dan angin kencang menumbangkan pohon di wilayah Jakarta Selatan dan menewaskan seorang sopir Bajaj.

Peneliti fisika matahari Lapan, Agustinus Gunawan, memastikan bahwa cuaca ekstrem belakangan hari terakhir ini terjadi akibat dinamika aktivitas bumi yang bersifat lokal. Cuaca ekstrem bukan karena aktivitas badai matahari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement