Sabtu 17 Dec 2011 19:06 WIB

Symantec Prediksi Serangan Cyber 2012 Akan Mengalami Peningkatan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Symantec memprediksi pesatnya arus informasi melalui berbagai perangkat mobile pada 2012 akan menjadi obyek rawan sasaran serangan cyber, termasuk penyalahgunaan data dan informasi via malware.

Symantec melihat beberapa tren serangan diantaranya bakal menyasar informasi bisnis dan membuat kekacauan dengan malware, kata Raymond Goh, Director System Enginering South Asia Symantec, dalam keterangan persnya. Industri terancam pencurian data dan malware menyalahgunakan informasi untuk menciptakan kekacauan.

Kondisi yang sama juga mengancam perangkat mobile yang semakin pesat perkembangannya, dan serangan juga bisa datang dari sistem wireless (nirkabel) . "Sekarang informasi datang dari mana pun sehingga malware masuk juga dari mana pun, hati hati dengan apa yang anda bagi secara online karena ancaman itu menyerang media sosial," katanya

Gaung komputasi awan yang masih tergolong baru pun ternyata juga menjadi sasaran, khususnya pada  cloud virtualization. "Ketika anda memindahkan data ke cloud anda masih bisa melihat datanya tapi risiko ancamannya adalah ketika anda tidak tahu dan memahami cloud itu sendiri di situ poinnya."

Symantec juga mengungkapkan adanya ancaman-ancaman yang semakin canggih yang terus menerus mengincar organisasi-organisasi yang berkaitan dengan kontrol industri.

Saat penggunaan perangkat bergerak mengalami peningkatan pesat, resiko yang timbul terutama malware mobile dan hilangnya data juga mengalami pertumbuhan yang tidak diperkirakan sebelumnya.

Penyebaran kejahatan cyber dari penjahat bawah tanah ke arus utama bisnis ditandai dengan munculnya gelombang serangan-serangan dengan target khusus.

Hacker tingkat tinggi penyedia sertifikat secure socket layer (SSL) dan ancaman malware yang memanfaatkan sertifikat-sertifikat SSL menjadi sebuah persoalan di tahun 2011, memicu SSL certificate authorities (CAs) dan pemilik situs web untuk mengambil tindakan pengamanan yang lebih ketat untuk melindungi mereka dan konsumer.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement