Selasa 30 Nov 2010 01:59 WIB
Noki X2-01

Senjata Baru Hadapi Perang Sengit di Pasar Qwerty Murah

Nokia X2-01
Foto: taufik rachman
Nokia X2-01

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- X2-01 rupanya menjadi andalan baru bagi Nokia menghadapi kompetisi yang semakin sengit di segmen mass market, utamanya untuk pasar messaging low end. Perang sengit diperkirakan akan terjadi di akhir tahun ini menyusul kehadiran produk terbaru Nokia tersebut.

Banjir ponsel qwerty  dari Cina dan Korea Selatan rupanya telah mendorong Nokia harus berpikir keras agar pasar yang dikuasai tak direbut kompetitornya. Banjir ponsel Qwerty Cina di Indonesia, ternyata juga memaksa pabrikan ponsel asal Korea Selatan seperti LG dan Samsung mengikuti irama. Dua pabrikan ini belakangan gencar merilis ponsel Qwerty dengan harga Rp 1 jutaan, sementara ponsel Qwerty Cina dengan fitur lengkap dilepas dengan harga dibawah satu juta.

Ponsel Cina, laris manis. Respon publik terhadap ponsel murah ini telah berhasil meningkatkan market share ponsel Cina. Kenaikan pangsa pasar ponsel Cina tahun 2010 diperkirakan mencapai lebih dari lima 5 persen. Pertumbuhan ponsel Cina tak urung mengancam pangsa pasar ponsel existing, baik produk Korea Selatan maupun Eropa. Wajar jika pabrikan Korea Selatan dan Eropa berusaha keras membendung dominasi ponsel Cina.

Pertengahan tahun ini, Nokia melepas ponsel Qwerty kategori low end, C3. Ia melengkapi ponsel Qwerty yang ada dipasaran sebelumnya seperti E72, E71 dan E63 yang laris manis itu. Namun harga tiga ponsel ini dinilai masih terlampau mahal untuk segmen mass market.

Nokia kemudian melepas C3 dengan harga Rp 1,2 juta. Bahkan pada penjualan perdana, ponsel Qwerty ini dilepas dengan harga Rp 900 ribu. Penjualan perdana di lima kota, laris manis. Dalam waktu singkat 25 ribu unit C3 ludes terjual.  

Sebagaimana pendahulunya, E72, E71 dan E63, rupanya C3 banyak diminati. Indikasinya, harha jual C3 belum beranjak dari harga perdana hingga sekarang. Ia masih diburu banyak pengguna ponsel.

Kabarnya, C3 tengah mengikuti sukses trio Qwerty itu. Di Tingkat global, trio Qwerty ini terjual belasan juta unit dalam kurun waktu satu tahun. Di Indonesia, trio Qwerty ini masih diminati publik. Indikasinya, pada empat bulan terakhir harga jualnya masih relatif tetap.

Kehadiran C3 memaksa kompetitornya menurunkan harga jual. Ponsel Qwerty Cina--dengan fitur yang setara dengan C3-- yang sebelumnya dilepas dengan harga diatas Rp 700 ribu, belakangan turun harga menjadi Rp 500-an ribu. Ponsel Qwerty Korea Selatan dilepas dengan harga dibawah Rp 1 juta.

Lantas bagaimana dengan X2-01. Apakah ponsel ini bakal 'menggoyang' pasar ponsel Qwerty  low end di Indonesia dan memaksa kompetitornya menurunkan harga untuk bisa bertahan?  Boleh jadi X2 akan menjadi 'predator' seperti C3. Pasalnya harga jual ponsel ini bakal lebih rendah dibandingkan C3. '' Harga X2-01 dibawah Rp 1 juta,''  Kata Market Product Marketing Nokia Indonesia, Anvid Erdian.

Ia tak menjelaskan berapa tepatnya harga penjualan Nokia. Harga global ponsel ini sekitar Rp 850 ribuan, belum termasuk pajak dan subsidi. Apakah X2-01 akan dilepas diharga Rp 800 ribu. Anvid menolak berkomentar, '' Pokoknya dibawah Rp 1 juta, berapa tepatnya tunggu saja,'' kata Anvid.

Namun belajar dari C3, Nokia Indonesia boleh jadi akan melakukan langkah yang sama. Memberikan diskon khusus pada penjualan perdana, dengan harapan banyak pengguna tertarik dengan harga murah. Andaikata strategi ini diterapkan, harga jual perdana X2-01 berkisar pada angka Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu. Bila ini dilakukan, batas psikologis ponsel high low end kembali ditembus. Dampaknya, kompetitor akan menurunkan harga. Efek C3 kembali terulang.

Bila Nokia Indonesia menerapkan strategi C3 untuk pemasaran X2-01, perang ponsel qwerty murah akan semakin sengit saja. Memang, melepas ponsel dengan harga promosi bukannya tanpa pertimbangan. Dari penjualan perdana dengan harga promosi diharapkan bisa ditangguk jumlah pengguna yang lebih banyak lagi. Sehingga subsidi dari promosi bisa ditutup dengan angka penjualan dengan harga normal.

Model seperti ini, tampaknya memang cocok untuk pasar Indonesia. Bagaimanapun me too, masih mendominasi keputusan pengguna ponsel di Indonesia saat akan membeli sebuah produk. Pengalaman para pengguna X2-01 --yang telah membeli produk dengan harga promosi-- akan menjadi rujukan calon pembeli. Semakin banyak pengguna, tentu saja akan semakin meningkatkan daya pikat produk ini secara masif.

Memperhatikan brand, harga dan fitur yang ada di Nokia X2-01, ponsel ini memiliki potensi yang besar untuk menyasar pengguna ponsel messaging. Bukan saja para pengguna baru atau pengguna ponsel pertama kali. X2-01 bakal mengusik mereka yang telah menggunakan ponsel qwerty Cina atau ponsel low end yang lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement