Kamis 02 Jan 2020 12:40 WIB

Prospek Temuan Ilmiah yang Dinanti-nantikan pada 2020

Ilmuwan mengharapkan adanya temuan-temuan menarik sepanjang 2020.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilmuwan mengharapkan adanya temuan-temuan menarik sepanjang 2020. Foto: Foto lubang hitam pertama yang berhasil ditangkap ilmuwan pada 2019.
Foto: AP
Ilmuwan mengharapkan adanya temuan-temuan menarik sepanjang 2020. Foto: Foto lubang hitam pertama yang berhasil ditangkap ilmuwan pada 2019.

REPUBLIKA.CO.ID,  MOSKOW – Ilmuwan telah memperoleh banyak penemuan penting pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu, para astronom telah memperoleh bukti pertama bayangan yang dilemparkan oleh peristiwa lubang hitam supremasif, selain dari bukti-bukti menakjubkan lainnya.

Dilansir dari TACC, Kamis (2/1) ada beberapa prospek temuan ilmiah yang bisa dinantikan pada 2020 ini. Berikut ulasannya:

Baca Juga

Monumen ruang angkasa untuk Einstein

Pada April 2019 lalu tim Event Horizons Telescope (EHT) dipuji karena penemuannya oleh Science, Physics World dan lainnya. Gambar yang mereka dapatkan seolah menjadi ‘monument’ terbesar untuk teori relativitas Albert Einstein dan kelayakannya.

Menurut peserta proyek itu, professor Andrei Lobanov, gambar diperoleh selama penelitian. Namun tidak dipublikasikan secara luas karena kualitas yang masih rendah. Lebih lanjut, mereka memutuskan untuk memeriksa kembali berbagai fakta dan akan menghapus data tak relevan. Namun, untuk foto pertama bayangan Sgr A, akan segera diterbitkan oleh majalah ilmiah terkenal.

Selain memverifikasi teori Einstein itu, para ilmuan juga akan terus meneliti fisika baru atau yang juga dikenal sebagai Model Standar (BSM).

Pada 2020 komunitas ilmiah akan menanti dengan penuh harap hasil pertama dari pencarian neutrino steril yang disebut di Baksan Neutrino Observatory (BNO) Rusia. Neutrino steril adalah tipe keempat hipotesis dari partikel-partikel elementer (setelah neutrino elektron, muon neutrino, dan tau neutrino), yang tidak sesuai dengan Model Standar dan menyarankan fisika baru yang tidak diketahui.

Para ilmuwan mulai menganggapnya serius setelah percobaan baru-baru ini, seperti osilasi neutrino, yang menunjukkan pada awal 2000-an bahwa partikel-partikel tersebut memiliki massa yang tidak nol. Poyek Rusia tentang eksperimen Baksan terkait transisi steril juga disebut akan bergabung dalam upaya tersebut.

Kekuatan alam kelima

Komunitas ilmuwan global juga akan mencoba untuk memeriksa teori dan kekuatan kelima alam yang belum ditemukan. Ilmuwan menduga, gaya yang dikatakan bisa melengkapi empat kekuatan fundamental dalam fisika.

Berdasarkan model standar, ada empat interaksi yang membentuk dasar dari semua interaksi yang diketahui di alam, yaitu gravitasi, elektromagnetik, nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah.

Terkait hal tersebut, para ilmuan dari Institut Penelitian Nuklir Akademi Hungaria, yang berbasis di Debrecen,juga telah mengisyaratkan kemungkinan keberadaan 'kekuatan kelima' pada empat tahun lalu.

Tim peneliti itu telah sampai pada kesimpulan setelah mengamati perilaku yang tidak biasa pada inti Berilium-8 yang tidak stabil yang mereka terima dengan menembakkan proton ke sasaran tipis Lithium-7. Menurut para ilmuwan, kelainan itu disebabkan oleh kekuatan fundamental kelima alam yang ada secara independen dari empat yang sudah diketahui.

Supremasi kuantum

Pencapaian lain penting lainya adalah Supremasi kuantum. Mengenai supremasi kuantum memang ditemukan pada tahun lalu. Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan bahwa perangkat kuantum yang dapat diprogram dapat menyelesaikan masalah yang tidak bisa dilakukan oleh komputer klasik.

Namun, Vadim Smelyansky, anggota tim Martinis, mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan temuan IBM, yang mana temuan itu disebut sebagai prematur. Dalam kata-katanya, pernyataan ini dibuat sebelum ilmuwan Google menerbitkan versi lengkap dari artikel mereka. Menurutnya, komunitas ilmiah akan mencapai konsensus tentang apa itu supremasi kuantum dan apakah Google akan mencapainya pada tahun 2020.

Lebih jauh, juga dikatakan rencana Rusia di Mars. Di mana, pada 2020 ada dua misi perjalanan oleh Amerika Serikat dan ExoMars Bersama Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Roscosmos. Proyek ini berupaya untuk mempelajari permukaan Mars, atmosfer dan iklimnya.

Dalam prosesnya, Rosalind Franklin rover Eropa dan Kazachok Rusia akan berangkat ke Mars musim panas ini dengan tujuan mendarat di permukaan Planet Merah pada Maret 2021. Selain itu, kedua media itu akan dilengkapi dengan peralatan ilmiah Eropa dan Rusia untuk studi geologi dan kimia. Tugas utama misi Rusia-Eropa adalah mencari tanda-tanda kehidupan yang potensialdi sana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement