Untuk menentukan apakah Gliese 12 b berpotensi mendukung kehidupan, para astronom perlu mengetahui lebih banyak tentang atmosfer dan komposisinya.
Salah satu faktor yang menjadi pertanda baik bagi potensi kelayakan huni Gliese 12 b adalah relatif tenangnya bintang induknya. Kerdil merah dikenal karena pancaran sinar X-nya yang sering dan kuat, sehingga dapat mengikis atmosfer planet. Namun, analisis kedua tim menunjukkan bahwa Gliese 12 tidak menunjukkan tanda-tanda perilaku ekstrem seperti itu, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa atmosfer planet tersebut masih utuh.
Yang lebih menarik lagi adalah prospek mempelajari atmosfer Gliese 12 b. Saat sebuah planet lewat di depan bintangnya, sebagian cahaya bintang menyaring atmosfer planet, meninggalkan jejak komposisi kimianya. Dengan menggunakan teleskop canggih seperti Teleskop Luar Angkasa James Webb yang baru saja diluncurkan, para astronom mungkin dapat mendeteksi keberadaan molekul-molekul seperti air, karbon dioksida, dan metana, yang dapat memberi petunjuk tentang kemungkinan adanya kehidupan.
Dengan jarak 40 tahun cahaya, Gliese 12 b kira-kira sama jaraknya dengan sistem TRAPPIST-1, yang menampung tujuh planet seukuran Bumi. Meskipun penemuan awal sistem TRAPPIST-1 meningkatkan harapan akan adanya lingkungan-lingkungan yang berpotensi layak huni, penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa sebagian besar, jika tidak semua, planet-planet ini kemungkinan besar tidak memiliki atmosfer -atmosfer dan tandus.
Kedekatan Gliese 12 b dengan Bumi juga menjadikannya target yang menarik untuk eksplorasi di masa depan. Meskipun saat ini di luar jangkauan kita, penemuan ini memicu imajinasi dan mendorong pengembangan teknologi-teknologi baru yang suatu hari nanti memungkinkan kita mengunjungi tetangga-tetangga kosmik kita.