Penyebab kedua adalah apa yang terjadi di mata manusia. Dalam cahaya terang, sel-sel pengumpul cahaya di retina yang disebut kerucut memberikan penglihatan warna. Mayoritas kerucut disetel untuk mendeteksi warna merah atau hijau, dengan persentase kecil yang dikhususkan untuk warna biru.
Ketiganya bersama-sama menghasilkan penglihatan warna merah-hijau-biru. Dengan kerucut yang aktif penuh, warna merah biasanya tampak lebih terang daripada biru di siang hari.
Dalam kegelapan, sel batang pengumpul cahaya yang sangat sensitif yang bertanggung jawab untuk penglihatan malam mengambil alih. Namun, hanya ada satu jenis batang, sehingga orang tidak dapat melihat warna dalam kondisi gelap atau sangat minim cahaya.
Gerhana, senja, fajar, atau kondisi cahaya redup lainnya berada di antara keduanya, tidak terlalu terang, namun juga tidak terlalu gelap. Saat itulah efek Purkinje muncul, yaitu kecenderungan sensitivitas mata terhadap pencahayaan yang berubah dari merah menjadi biru dalam cahaya redup.