Kamis 15 Feb 2024 10:30 WIB

Para Ilmuwan Mengungkap Heart-on-a-Chip Baru

Teknologi ini meniru interaksi sel di dalam jantung manusia.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Jantung adalah simbol cinta yang hampir universal dan salah satu organ paling vital dalam tubuh.
Foto:

Para ilmuwan menumbuhkan sel-sel jantung manusia di dalam saluran-saluran ini dan dapat mempelajari bagaimana sel-sel  bereaksi terhadap penambahan obat-obatan yang berbeda ke dalam sistem.

Tidak seperti model-model heart-on-a-chip yang ada, sel-sel dalam model NIST baru dapat disusun pada sisi berlawanan dari membran berpori, yang berarti bahwa mereka dapat berkomunikasi satu sama lain melalui molekul-molekul pemberi sinyal, kata Reyes. Langkah selanjutnya yang dilakukan tim adalah menilai bagaimana sel-sel jantung ini berperilaku dalam kondisi-kondisi normal dan akibat stres, katanya.

Chip-chip organ yang berbeda juga dapat dihubungkan bersama , misalnya, chip hati dapat dihubungkan dengan chip jantung, yang memungkinkan para ilmuwan mempelajari bagaimana kedua organ ini berinteraksi setelah terpapar obat tertentu.

Dalam tinjauan terbaru mengenai teknologi-teknologi ini, yang diterbitkan pada 6 Februari di jurnal Lab on a Chip, Reyes dan rekannya menekankan bahwa “pekerjaan signifikan” diperlukan sebelum model-model organ-on-a-chip dapat digunakan dalam tes-tes obat praklinis. Misalnya, sel-sel jantung yang digunakan dalam perangkat ini berasal dari sel-sel induk dan seringkali belum matang sepenuhnya. Jadi, alih-alih menyerupai sel-sel dewasa, mereka menyerupai sel-sel  yang ditemukan pada janin yang sedang berkembang.

Bahan-bahan tertentu yang digunakan dalam model heart-on-a-chip juga perlu disempurnakan. Polydimethylsiloxane, misalnya, adalah polimer yang biasa digunakan untuk membuat chip, namun harganya "relatif mahal" dan mudah menyerap molekul-molekul kecil. Penyerapan yang mudah ini dapat mengganggu tes-tes obat yang dilakukan para ilmuwan, membuat mereka berpikir bahwa suatu zat mempunyai efek tertentu atau tidak memiliki tanda-tanda toksisitas, padahal sebenarnya tidak demikian, tulis para penulis.

 

Namun demikian, dengan penyempurnaan lebih lanjut, model-model organ-on-a-chip dapat menyebabkan “pergeseran paradigma” dalam cara obat-obatan baru dikembangkan dan diuji, kata tim tersebut. Potensi perangkat-perangkat ini telah diakui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) tahun lalu, ketika badan tersebut memutuskan bahwa perangkat tersebut dapat digunakan sebagai pengganti pengujian hewan tradisional, selama data yang dihasilkan cukup kuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement