REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa bulan, Anda akan bisa mendapatkan gim seluler Microsoft dari tokonya sendiri. Presiden Xbox Sarah Bond mengungkapkan di Bloomberg Technology Summit bahwa perusahaan tersebut meluncurkan toko berbasis web tempat Anda dapat mengunduh gim selulernya dan mendapatkan add-on atau pembelian dalam aplikasi dengan harga diskon.
Bond mengatakan perusahaannya telah memutuskan meluncurkan toko berbasis browser dan bukan aplikasi untuk membuatnya “dapat diakses di semua perangkat, di semua negara, apa pun yang terjadi” sehingga Anda tidak “terkunci pada satu ekosistem”.
Dilansir Engadget, Jumat (10/5/2024), Microsoft hanya akan menyelenggarakan gimnya sendiri pada awalnya, yang berarti akan menampilkan banyak judul dari Activision Blizzard. Jika Anda ingat, mereka mengakuisisi pengembang dan penerbit gim tersebut dalam kesepakatan senilai 70 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 1,12 kuadriliun yang diselesaikan tahun lalu.
Kemungkinan besar Anda akan menemukan Candy Crush Saga, yang tampaknya telah menghasilkan pendapatan 20 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp 321,02 triliun sejak diluncurkan pada 2012, dan gim seluler Call of Duty dalam kelompok pertama judul yang tersedia untuk diunduh. Bond mengatakan Minecraft mungkin juga menjadi salah satu gim pertama yang bisa Anda dapatkan.
Seorang juru bicara Xbox mengatakan kepada Bloomberg bahwa ini hanyalah langkah pertama dalam perjalanan (perusahaan) untuk membangun toko aplikasi terpercaya yang berakar pada gim. Microsoft berencana untuk membuka toko aplikasi untuk para penerbit pihak ketiga di masa depan, meskipun mereka tidak membagikan batas waktu untuk mencapai tujuan tersebut.
Perusahaan ini pertama kali mengumumkan niatnya untuk meluncurkan toko gim untuk perangkat Android dan iOS pada tahun lalu tak lama sebelum peraturan berdasarkan Undang-Undang Pasar Digital Uni Eropa (UE) mulai berlaku. Untuk mematuhi aturan DMA, Apple dan Google harus mengizinkan toko aplikasi pihak ketiga dapat diakses di platform-platform mereka dan menawarkan sistem penagihan alternatif untuk pembelian.
Mereka juga terpaksa mengizinkan sideloading aplikasi, yang akan menjadi perubahan besar bagi Apple, sebuah perusahaan yang terkenal dengan pendekatan bisnis “walled garden”. Para operator toko aplikasi pihak ketiga akan terhindar dari sebagian biaya yang dikenakan Google dan Apple, namun mereka tetap harus membayar perusahaan tersebut karena melewati toko resmi platform seluler mereka.
Kedua raksasa teknologi tersebut telah menguraikan bagaimana mereka mengubah keadaan untuk mematuhi peraturan-peraturan DMA. Namun, para pesaing perusahaan-perusahaan tersebut merasa bahwa perubahan yang mereka lakukan tidak cukup, sehingga mendorong Komisi Eropa untuk mulai menyelidiki rencana-rencana kepatuhan mereka.